Warga Non-Tionghoa Tangerang Ikut Fine Dinning Rayakan Imlek 2020

Perayaan Tahun Baru Imlek bukan hanya milik kalangan warga Tionghoa. Sejumlah warga etnis lain, ikut bergembira dengan datangnya perayaan Imlek.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 25 Jan 2020, 05:32 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2020, 05:32 WIB
Imlek 2020
Perayaan makan malam atau fine dining masakan tradisional 'old chinnes' di ballroom The Spring Club Kabupaten Tangerang. (Pramita/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Perayaan Tahun Baru Imlek bukan hanya milik kalangan warga Tionghoa. Sejumlah warga etnis lain, ikut bergembira dengan datangnya perayaan Imlek.

Seperti yang terlihat di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang Jumat (24/1/2020). Sejumlah masyarakat non Tionghoa ikut menikmati makan malam atau fine dining masakan tradisional 'old chinnes' di ballroom The Spring Club Kabupaten Tangerang.

Adalah Rina dan keluarganya, mereka tampak mencolok dengam hijab yang dipadu busana merah khas Imlek, di antara tamu undangan lain. Dia mengaku takjub dengan suasana kehangatan keluarga pada makan malam bersama masakan tradisional China kuno.

"Keluarga pada datang, saling nyapa, ngobrol, bercanda. Sangat intim,"kata Rina.

Dia pun bisa melihat kebudayaan Tionghoa yang sudah akrab dengannya sejak lahir. Seperti menikmati keterampilan barongsai, permainan kecapi tradisional, sampai melihat langsung bagaimana seniman melukis atau sketsa wajah bekerja hanya dengan itungan menit saja.

Rina mengaku tertarik datang ke makan malam menu tradisional khas keluarga China ini karena apa yang disajikan serba halal dan tanpa alkohol sama sekali.

"Kaya tadi baru datang, disuguhin minuman sari lemon, tanpa alkohol. Itu segar, malah kaya akan vitamin C," katanya.

Club Manager The Spring Club Donal Gustaman menyatakan, memang sajian tradisional pecinan kuno menyambut Imlek ini sengaja dibuat halal dan tanpa alkohol. Seperti dagingnya pun hanya menggunakan daging sapi, udang dan ikan. Begitu juga dengan berbagai bumbu dan minyak yang digunakan, dia memastikannya halal dan non alkohol.

"Karena sebagian besar itu adalah muslim yang ikutan. Bukan hanya sekali, tapi dari tahun ke tahun ada yang muslim atau beragama lain," kata Donal.

Juru masak yang dihadirkan dalam makan malam Tahun Baru Imlek bertajuk 'Royal Sprinf Festival' ini juga, memang spesialis memasak menu masakan China tradisional. Makanya Donal mengklaim, hanya pada festival ini saja masakan tersebut dikeluarkan.

"Jadi setiap meja yang diisi satu keluarga, diisi oleh 9 menu santapan besar khas malam Tahun Baru Imlek," katanya.

Aneka Hiburan

Bermula dari sajian Prosperous Yee Sang Platter, dimana tradisi dimulai. Satu keluarga akan berlomba-lomba dengan sumpitnya, menarik-natik Yee Sang atau mie setinggi mungkin. Bagi yang tertinggi, maka dia yang akan mendapat peruntungan paling tinggi atau banyak, serta panjang umur.

Lalu, sajian lain adalah hot and cold combination platter. Dimana di dalamnya ada sajian bebek panggang, hainan ayam, ubur-ubur, daging sapi, cumi cabe garam sampai risol sayuran segar.

"Lalu ada King Crown Soup, tiger shrimps, sampai paling langka itu sajian jamur fungus yang hidup di musim dingin. Jamur itu disajikan untuk penutup," tutur Donal.

Untuk menikmati makan malam mewah tersebut, para pengunjung tidak membayarnya per orang, melainkan paketan untuk satu meja yang bisa diisi satu keluarga. Yakni mulai dari harga Rp 8.8 juta sampai Rp 10.8 juta.

"Kita buka untuk 30 meja, yang laris 32 meja. Berarti ada 328 orang yang makan malam di Tahun Baru Imlek ala Royal ini," kata Donal.

Bukan hanya sekedar makan malam mewah, ratusan pelanggannya juga disuguhkan hiburan ala internasional. Seperti Laser Man Show dan ditutup dengan pesta kembang api menuju tengah malam nanti. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya