Tita-Tiba Malas Sholat, Ustadz Adi Hidayat Ungkap Penyebab dan Solusinya

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa rasa malas beribadah, khususnya sholat, bisa jadi merupakan indikator adanya maksiat yang terakumulasi dalam diri seseorang.

oleh Liputan6.com Diperbarui 11 Apr 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 18:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH). (YT Adi Hidayat Official)
Ustadz Adi Hidayat (UAH). (YT Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, - Jakarta - Rasa malas menunaikan sholat lima waktu bisa datang kapan saja, bahkan kepada mereka yang terbiasa menjalankannya. Namun, di balik rasa malas sholat itu, ada potensi bahaya yang lebih dalam yang kerap kali tidak disadari.

Dalam Islam, sholat bukan sekadar kewajiban, tapi juga bentuk komunikasi langsung antara hamba dengan Allah. Ketika seseorang mulai berat melakukannya, bisa jadi ada hal yang perlu diperiksa dalam dirinya.

Salah satu penyebab yang mungkin jarang disadari adalah adanya maksiat yang dilakukan, baik sengaja maupun tidak. Maksiat yang terus dilakukan tanpa taubat, dapat mengakibatkan efek buruk pada jiwa dan keimanan seseorang.

Pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan bahwa rasa malas beribadah, khususnya sholat, bisa jadi merupakan indikator adanya maksiat yang terakumulasi dalam diri seseorang.

“Kalau ada orang yang sedang malas-malas, mohon maaf, menunaikan salat—indikasinya boleh jadi ada maksiat yang pernah dikerjakan. Coba dicek,” ujar Ustadz Adi dalam sebuah ceramahnya yang dinukil dari tayangan video di kanal YouTube @Hasanahislamofficial.

Menurut UAH, selain karena maksiat, rasa malas juga bisa muncul akibat keterikatan yang berlebihan terhadap urusan dunia. Ketika hati terlalu terpaut pada dunia, maka akhirat mulai terlupakan.

Ia menjelaskan bahwa maksiat yang terakumulasi bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit fusuq. Dalam istilah agama, fusuq mengacu pada kondisi seseorang yang melakukan perbuatan maksiat atau kejahatan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Dibiarkan Bahaya

Ilustrasi pria tidur, bermimpi
Ilustrasi pria tidur, malas sholat. (Photo by Shane on Unsplash)... Selengkapnya

Fusuq bukan sekadar kesalahan kecil, namun menjadi pintu masuk kepada kefasikan. Saat fusuq telah mendarah daging, maka seseorang akan sulit melaksanakan ibadah, termasuk sholat.

“Kalau sudah fasik nantinya malas ibadah. Kalau sudah malas, nanti ini yang berbahaya. Mengantarkan kesibukan pada dunia, lupa akhirat, lama-lama anti pada ibadah,” jelasnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring, fasik diartikan sebagai orang yang percaya kepada Allah SWT., tetapi tidak mengamalkan perintah-Nya, bahkan melakukan perbuatan dosa.

Fenomena ini, menurut Ustadz Adi, sangat berbahaya jika dibiarkan. Fasik bukan hanya soal kelalaian, tapi bisa menjadi awal dari penolakan terhadap agama dan kemaksiatan yang terus-menerus.

Ia mengingatkan bahwa satu maksiat bisa melahirkan maksiat lain. Ketika seseorang tidak segera menyadari dan bertaubat, maka pintu hidayah bisa tertutup secara perlahan.

Solusinya adalah dengan introspeksi diri, memperbanyak istighfar, dan mengurangi keterikatan dengan hal-hal duniawi yang membuat lalai dari kewajiban.

Sholat adalah tolok ukur keimanan. Jika sholat sudah terasa berat, maka itu tanda ada yang perlu diperbaiki dalam hubungan dengan Allah.

Jangan Terlena Kesibukan Dunia

2. Jaga Kualitas Tidur
Ilustrasi seorang pria sedang tidur. (Shutterstock/PBXStudio)... Selengkapnya

Ustadz Adi juga menegaskan bahwa menjaga konsistensi ibadah adalah bentuk penjagaan diri dari maksiat yang bisa menjerumuskan pada kefasikan.

Lingkungan, tontonan, hingga pola hidup juga bisa berperan besar dalam menumbuhkan atau menumpulkan semangat beribadah. Maka perlu adanya kehati-hatian dalam memilih aktivitas harian.

Berteman dengan orang-orang saleh, mengikuti kajian, dan menjaga rutinitas dzikir dapat menjadi langkah untuk menguatkan kembali semangat sholat.

Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran bahwa setiap ibadah, termasuk sholat, merupakan bekal utama untuk kehidupan akhirat, bukan sekadar ritual rutin.

Rasa malas, jika tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi penyakit hati yang sulit disembuhkan. Oleh karena itu, waspadai sejak dini dan perbaiki niat.

Pesan utama dari ceramah Ustadz Adi Hidayat adalah agar setiap Muslim terus mengevaluasi diri, menjaga ibadah, dan menjauh dari maksiat sekecil apa pun.

“Jangan sampai kesibukan dunia membuat kita lupa tempat kembali. Dunia itu sebentar, akhirat selamanya. Jangan pertaruhkan keabadian hanya demi kenyamanan sesaat,” pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya