Melihat Ketatnya Pemeriksaan Suhu Tubuh di Terminal 3 Bandara Soetta

Banyak jamaah umrah yang baru pulang dari Tanah Suci mengaku kaget dengan ketatnya pengawasan di Indonesia.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 04 Mar 2020, 19:42 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 19:42 WIB
Pemeriksaan Suhu
Petugas tengah memeriksa penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Pintu masuk area kedatangan internasional Bandara Internasional Soekarno Hatta, dijaga ketat oleh tiga alat pemindai atau pengukur suhu tubuh. Hal ini sebagai langkah menangkal virus corona dari luar.

Kondisi ini pun membuat banyak jamaah umrah yang baru pulang dari Tanah Suci mengaku kaget. Mereka tak menyangka atas ketatnya pengawasan di Indonesia.

"Kalau dibandingkan, kemarin tanggal 25 Februari tiba di Madinah, tidak ada pengawasan pengukur suhu tubuh. Ini tiba di Indonesia, langsung diukur langsung ke jidat, teman saya di leher," tutur Sofrani, salah seorang jamaah yang baru tiba di Kedatangan Internasional Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Rabu (4/5/2020).

Memang, saat tiba, para jamaah umrah tertumpuk di luar garis atau line pengukur suhu tubuh. Mereka harus mengisi identitas dan data lainnya di kartu kesehatan atau health card.

Lalu, setelah selesai, kartu tersebut ada yang diserahkan ke petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Soekarno Hatta, ada pula yang dibawa pulang penumpang. Hal ini dilakukan untuk pemantauan selama 14 hari ke depan, setelah tiba di Indonesia.

Kemudian, para penumpang masuk ke area atau line yang sudah terpasang tiga pengukur suhu tubuh. Pertama, therma scanner utama yang memasang empat kamera, yang terhubung ke 4 layar tv.

Jika ada terdeteksi suhu panas, maka layar akan bunyi dengan sangat keras. Suaranya mirip komputer di rumah atau di kantor bila error, sehingga langsung memancing petugas yang mengawasi untuk langsung siaga.

Therma scaner kedua, terpasang lebih rinci lagi. Meski hanya satu kamera, namun bisa menangkap suhu tubuh di kepala, telapak tangan, leher, kaki atau dilipatan tubuh.

Bahkan, ada salah satu koper milik penumpang yang terdeteksi memiliki suhu 42 derajat. Oleh petugas KKP langsung dihentikan, diperiksa yang ternyata hanya tumpukan baju saja.

"Biasanya ada termos atau pengantar panas lain. Lampu kamera mas-mas wartawan saja langsung terdeteksi panas," jelas Hadi, salah seorang petugas KKP Banten yang bantuan di Bandara Soetta sejak 1 Februari lalu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Petugas Mondar Mondir

Lalu, sebelum melewati line pengukur suhu tubuh, ada lagi petugas yang membawa thermo gun untuk mengukur suhu secara langsung. Banyak penumpang yang penasaran berapa suhu tubuhnya setelah bepergian jauh dan sampai di Indonesia.

Crhristi misalnya, WN Amerika Serikat ini, baru saja tiba dari penerbangan negara asalnya. Kemudian transit di Dubai baru sampai di Indonesia.

"Oh, akhirnya. Saya cukup lelah, perjalanan panjang namun menggembirakan saya cukup sehat sampai sini. Terima kasih ya," ucapnya dalam bahasa inggris kepada petugas KKP yang memeriksanya.

Setelah selesai thermo gun, seluruh penumpang yang baru tiba, langsung menuju area imigrasi. Setidaknya ada 15 sampai 20 petugas dalam sekali shift di Terminal 3, mereka kebagian berjaga di health card, thermo gun, thermo scanner, dokter jaga, dan petugas yang mondar mandir siaga bila ada penumpang yang kedapatan memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya