Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, sejak 16 Maret lalu. Hal ini disampaikannya saat memberikan laporan ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin melalui sambungan video teleconference, terkait situasi di Jakarta di tengah pandemi Covid-19.
"Sebenarnya 2 pekan terakhir ini kita sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Mulai tanggal 16 Maret sekolah di Jakarta telah diubah menjadi belajar di rumah, kemudian jajaran Pemprov mulai bekerja di rumah. Lalu, operasi kendaraan umum di dalam kota itu sudah dikurangi waktunya, kemudian juga semua tempat wisata itu juga ditutup, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, lalu kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat umum seperti Car Free Day itu juga kami tindakan sampai kondisi terkendali," kata Anies, di Jakarta, Kamis (2/4/2020).
Baca Juga
"Jadi kami sebenarnya pada masa ini sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar," jelas Anies.
Advertisement
Karena itulah, ke depannya, Pemprov DKI akan melakukan pengetatan lagi.
"Dan juga dari sisi penegakan hukum. Karena selama ini apa yang kita kerjakan belum berbentuk peraturan yang mengikat. Sifatnya imbauan," ungkap Anies.
Dia pun mencontohkan, seperti kegiatan perkantoran dan pembatasan kegiatan berkumpul. "Karena itu penegakannya masih sangat terbatas sekali," pungkas Anies Baswedan.
DKI Mengkhawatirkan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, total sudah 885 pasien positif Covid-19 di Ibu Kota pagi tadi. Hal ini disampaikannya saat memberikan laporan ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin melalui sambungan video teleconference.
"Per tanggal 2 April ini di Jakarta terdapat 885 kasus Corona Covid positif," kata Anies, Jakarta, Kamis (2/4/2020).
Dia menyebut, ada 90 orang meninggal. "Ini artinya case fatality rate itu sekitar 10 persen Pak Wapres. Dan 10 persen itu adalah lebih dari dua kali lipat dibandingkan dari angka rata-rata global," tutur Anies.
"Ini sangat mengkhawatirkan," lanjut dia.
Dia pun mengungkapkan hasil pemantauannya terkait pemakaman, sampai dengan Rabu ,1 April 2020 kemarin, jumlah yang meninggal dan dimakamkan dengan cara Covid-19 itu ada 401 kasus.
"Pagi ini saja itu ada 38 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19. Ada 38 pagi ini, baru setengah hari. Jadi situasinya di Jakarta ini sangat-sangat mengkhawatirkan," pungkasnya.
Advertisement