Istirahat Sejenak dari Corona, Supermoon Terbesar di 2020 Terjadi 8 April Nanti

BMKG menyebut Bulan purnama perige pada 8 April 2020 nanti, merupakan satu dari tiga supermoon pada 2020.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 04 Apr 2020, 08:26 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2020, 08:26 WIB
Bulan Purnama Penuh
Foto yang diambil pada tanggal 01 Januari 2018 ini menunjukkan "supermoon" yang muncul di langit malam, sebuah fenomena alam yang sudah tidak pernah terlihat lagi dalam 36 tahun. (Boris Horvat/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Ketika seluruh dunia tengah disibukkan dengan wabah Corona, coba tengadahkan kepala Anda pada 7 April 2020 malam untuk menikmati supermoon. Pada hari itu, puncak supermoon atau purnama perige akan terjadi.

Jika langit cerah, fenomena ini dapat dilihat sejak Selasa 7 April 2020 senja. Ketika itu, arahkan pandangan ke langit di arah timur. 

"Akan terlihat bulatan Bulan yang ukurannya cukup besar dibandingkan biasanya. Ya, karena pada malam itu ia sedang menuju jarak terdekatnya dari Bumi pada tahun ini," info Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal supermoon pada akun Instagramnya, Sabtu (4/4/2020).

BMKG menyebut, semakin malam, Bulan akan semakin dekat. Pada pukul 01.08 WIB, 8 April 2020, Bulan berada di perige dengan jarak 356.910 km dari Bumi.

"Pada saat tersebut, jari-jari Bulan yang tampak dari Bumi adalah sebesar 16,73 menit busur. Delapan jam 27 menit kemudian, Bulan pun berada pada fase purnama. Karena itu, pada malam tersebut, Bulannya disebut sebagai purnama perige atau dikenal juga sebagai supermoon," jelas BMKG.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Supermoon Paling Besar

Supermoon di Prancis
Penampakan fenomena supermoon terlihat dari langit Trebons-sur-la-Grasse di Prancis selatan, Minggu (3/12). Selain dinamai Full Cold Supermoon, Supermoon ini juga disebut Big Spirit Moon atau Blue Moon. (AFP PHOTO / REMY GABALDA)

BMKG menyebut Bulan purnama perige pada 8 April 2020 nanti, merupakan satu dari tiga supermoon pada 2020.

Dua supermoon lainnya terjadi pada 10 Maret 2020 yang sudah lewat dan 7 Mei 2020 nanti.

"Pada kedua supermoon ini, ukuran jari-jari Bulan sedikit lebih kecil daripada ukuran Bulan purnama perige pada 8 April 2020 nanti. Karena itu, supermoon 8 April 2020 merupakan “puncak” supermoon pada 2020 ini," sebut BMKG.

 

Minimoon

ilustrasi bulan.
ilustrasi bulan. (iStockphoto)

Pada lain waktu, Bulan purnama pun akan terjadi saat Bumi-Bulan berada pada jarak terjauh atau apoge. Bulan purnama ini dikenal sebagai purnama apoge atau minimoon.

Fenomena ini akan terjadi pada 2 Oktober 2020, 31 Oktober 2020, dan 30 November 2020.

Pada ketiga purnama itu, jarak Bumi-Bulan lebih dari 400.000 km, sehingga ukuran jari-jari Bulan yang tampak dari Bumi akan kurang dari 15 menit busur.

 

Bisa Dibedakan?

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Fase gerhana bulan "super blue blood moon" terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Ini merupakan fenomena langka karena bulan menunjukkan tiga fenomena sekaligus, yaitu supermoon, blue moon, dan gerhana bulan. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Dapatkah kita membedakan kapan suatu Bulan dalam kondisi supermoon atau minimoon?

"Tentu saja dapat, jika kita memfoto Bulan baik saat supermoon maupun saat minimoon dengan peralatan dan pengaturan yang identik," ujar BMKG.

Menurut BMKG, jari-jari Bulan saat di perige adalah 14 persen lebih besar daripada jari-jari Bulan saat di apoge.

Demikian juga kecerlangan keduanya yang berbeda 30 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya