Ketum Muhammadiyah: Kenapa Begitu Ngotot Tarawih Harus di Masjid Saat Wabah?

Ketum Muhammadiyah mengingatkan jangan menyepelekan wabah virus Corona.

oleh Mevi Linawati diperbarui 22 Apr 2020, 09:33 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 09:33 WIB
Pertemuan PBNU dan Muhammadiyah-Said Aqil Siradj-Haedar Nashir
Ketum PP Muhammadiyah H. Haedar Nashir memberi keterangan di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (23/3). Pertemuan membahas implementasi Islam yang damai dan toleran menuju Indonesia berkeadilan dalam menyongsong tahun politik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

 

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan jangan menyepelekan virus Corona atau Covid-19 yang tengah mewabah. Karena saat ini kondisinya sedang darurat.

Dia mengatakan, masih ada kecenderungan sebagian umat yang ingin shalat berjamaah di masjid, termasuk saat Ramadan tiba. Semestinya umat Islam berpikir dan bertindak dengan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas, lebih-lebih di kala darurat.

Haedar mencontohkan apa yang terjadi di Amerika Serikat menunjukkan virus Corona tidak bisa diremehkan. Di negara yang maju itu wabah Covid-19 melanda sangat dahsyat dan mencatatkan salah satu negara dengan angka terbesar korban meninggal. Demikian dilansir Antara.

Ketum Muhammadiyah mengingatkan jangan menyepelekan wabah tersebut. Meski angka penderita Covid-19 saat ini belum sebanyak negara lain, tetapi sebaiknya Indonesia tetap waspada dan melakukan pencegahan jangan sampai ada ledakan jumlah positif corona.

"Ini bukan soal takut atau berani hadapi wabah, tetapi soal ikhtiar yang dari segi agama maupun ilmu dibenarkan untuk usaha mencegah datangnya wabah agar tidak semakin luas," katanya.

Dia mengingatkan, pilihan ibadah di rumah sudah berlaku di seluruh dunia Islam. Masjdil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi saja tidak dipakai untuk jumatan dan tarawih.

"Ingat, Nabi hanya satu kali tarawih di masjid. Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan dalam beragama. Kenapa begitu ngotot Tarawih berjamaah harus di masjid dalam suasana saat wabah meluas?," kata dia, Selasa 21 April 2020/

Terlebih dalam keadaan darurat, kata Ketum Muhammadiyah ini, semestinya umat Islam mau mengikuti mayoritas pandangan bahwa selama masa pandemi Corona ibadah dilakukan di rumah dengan khusyuk dan berjamaah dengan anggota keluarga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Nabi Muhammad Memberi Jalan Keluar

20170624-Muhammadiyah-Yogyakarta-Idul Fitri
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Allah dan Nabi, kata dia, memberi jalan keluar dari kesulitan atau kedaruratan. Wabah kali ini bukan sekadar menyangkut satu pribadi tetapi terkait orang banyak dan menjadi pandemi.

"Bukankah Nabi mengingatkan 'la dharara wa la dhirara', jangan berbuat yang menyebabkan kerusakan untuk diri sendiri dan bagi orang lain. Mestinya dalam situasi darurat wabah yang mengglobal ini janganlah beragama dengan maunya sendiri-sendiri, ikutilah pendapat mayoritas yang dasarnya kuat dari Alquran dan As Sunnah serta konteks situasi darurat umat manusia sedunia yang tengah dihadapi," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya