Panglima TNI Prihatin Ada Masyarakat Tak Apresiasi Tenaga Medis Tangani Corona

Panglima TNI menuturkan, tenaga medis dewasa ini adalah pahlawan yang berada di garda terdepan melawan virus Corona atau Covid-19.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Mei 2020, 13:26 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2020, 13:25 WIB
Kesiapan RS Pertamina Jaya
Tim dokter menutup ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku prihatin masih ada sebagian masyarakat yang tak memberi apresiasi kepada tenaga medis dalam penanganan virus Corona atau Covid-19.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam wisuda daring atau online periode kedua yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Sabtu (2/5/2020).

"Ada satu fenomena sosial yang saya pandang memprihatinkan, dalam penanganan masalah kesehatan semacam ini, sudah tentu para tenaga kesehatan menjadi ujung tombak. Mereka berjuang sekuat tenaga tak kenal waktu merawat para pasien Covid-19. Dan karena sifat virus itu, para dokter dan tenaga medis lainnya harus bekerja dalam kondisi yang sangat tidak nyaman selama berjam-jam menggunakan alat pelindung diri," kata Hadi.

"Mereka mengorbankan keselamatan dirinya sendiri untuk membantu dan melayani orang lain. Seharusnya melihat hal seperti itu, masyarakat luas memberi apresiasi. Namun, ternyata, ada sebagian masyarakat yang bertindak sebaliknya," lanjut dia.

Dia menuturkan, tenaga medis dewasa ini adalah pahlawan yang berada di garda terdepan melawan virus Corona atau Covid-19. Dia pun mempertanyakan, apakah saat ini memang semua orang sudah kehilangan semangat kekeluargaannya.

"Apakah kita sudah kehilangan semangat kekeluargaan, gotong royong, dan jiwa ketimuran yang selama ini kita banggakan? Fenomena ini dapat menjadi bahan penelitian sosial. Apakah ini dampak kemajuan teknologi komunikasi melalui media sosial yang membuat kita semakin individualis?" tanya Hadi.

Ketua Dewan Penyantun UNS ini menerangkan, penanganan pandemi Corona atau Covid-19 saat ini, bisa dianalogikan dengan peperangan. Dan, virusnya sebagai musuh.

"Indonesia sebagai sebuah negara harus mengerahkan seluruh sumber daya yang ada. Seluruh komponen harus bersatu," kata Panglima.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dokter Meninggal karena Corona

Dokter Pengungkap Adanya Virus Corona Meninggal Terinfeksi
Seorang anggota staf medis berjalan melewati karangan bunga mendiang dokter Li Wenliang terlihat di Cabang Houhu Rumah Sakit Pusat Wuhan di Wuhan di provinsi Hubei, China, Jumat, (7/2/2020). Li Wenliang meninggal karena virus corona di Wuhan pada pukul 02.58 Jumat dini hari waktu setempat. (AFP/STR)

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat, sebanyak 25 dokter meninggal dunia terkait Corona COVID-19. Data tersebut dihimpun hingga 29 April 2020.

"Sejauh ini yang terkonfirmasi ada 25 yang meninggal terkait COVID-19," terang Humas PB IDI Halik Malik saat dikonfirmasi Health Liputan6.com, Rabu (29/4/2020).

Dokter-dokter yang meninggal tersebut ada yang berstatus positif COVID-19 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19. Hingga kini, IDI masih menelusuri penyebab kematian para dokter tersebut.

Berikut ini daftar 25 dokter yg dilaporkan meninggal karena positif dan PDP COVID-19:

1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada)

2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)

3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)

4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinas Kesehatan Kota Bandung)

5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jakarta Selatan)

6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)

7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)

8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim)

9. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)

10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Cabang Prabumulih)

11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)

12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo. (IDI Jakarta Pusat)

13.  Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)

14. Dr. Bernadetta Tuwsnakotta Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)

15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jakarta Selatan)

Selanjutnya

Pesan dan Imbauan Pahlawan Medis Buat Kita Semua
Dokter dan tenaga medis membawa tulisan berisi pesan dan tulisan untuk melawan virus corona saat sesi foto di posko tenaga medis Covid-19, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Aksi ini mengharapkan masyarakat berdiam diri di rumah, untuk ikut bergerak memutus mata rantai covid-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

16. Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangerang Selatan)

17. Dr. Heru S. meninggal di RS Pusat Pertamina (IDI Jakarta Selatan)

18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT meninggal di RS Pelni (IDI Kabupaten Bekasi)

19. Dr. Naek L. Tobing, SpKJ meninggal di RSPP Jakarta (IDI Jakarta Selatan)

20. Dr. Karnely Herlena meninggal di RS Fatmawati (IDI Depok)

21. Dr. Soekotjo Soerodiwirio Sp Rad meninggal di RS Hasan Sadikin Bandung (Dosen FK Unpad, IDI Bandung)

22. Dr. Sudadi, MKK, SpOK meninggal di RS Persahabatan Jakarta (Dosen FK UI, IDI Jakarta Pusat)

23. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P meninggal di RS Ulin Banjarmasin (IDI Banjarmasin)

24. Dr. Mikhael Robert Marampe meninggal di RS Polri Jakarta (IDI Kabupaten Bekasi)

25. Dr. Berkatnu Indrawan Janguk meninggal di RS Soewandhi Surabaya (IDI Surabaya)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya