Bima Arya Ungkap Gejala Awal Covid-19: Mirip DBD atau Tifus

Bagi penderita Covid-19, kata Bima, ternyata beban pikiran sangatlah berpengaruh.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mei 2020, 22:59 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2020, 22:31 WIB
BIma Arya
Wali Kota Bogor Bima Arya mengumumkan kondisinya terus membaik setelah 17 hari dirawat di RSUD Kota Bogor. (Instagram/@bimaaryasugiarto)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya terpapar Covid-19 usai kegiatan kunjungan kerjanya ke negara Turki dan Azerbaijan. Akan tetapi, orang nomor satu di Kota Bogor, saat ini sudah pulih dan nampak sehat kembali.

Hal itu terlihat saat berjumpa dengan Sandiaga Uno pada acara virtual talk 'Jumpa Si Petarung Covid' melalui live on Facebook, pada Sabtu (2/5/2020). Bima Arya menceritakan kejadian selama menjalani perawatan Covid-19 hingga dinyatakan sembuh.

"Jadi saya pulang dari Turki dan Azerbaijan itu hari Senin. Nah Saya diminta swab oleh pak Gubernur. Saya jalani tes swab berpikirnya hanya formalitas saja karena pejabat publik dengan status ODP harus mencontohkan kepada publik lah kira-kira begitu," ungkapnya.

Setelah hasil test swabnya keluar, Bima mengaku sangat kaget mengetahui terpapar Covid-19.

"Walaupun ada sedikit khawatir badan itu sedikit tidak enak ada semriwing-semriwing, badan panas, nafsu makan hilang. Kalau pernah ngerasain DBD atau tifus nah gejalanya memang agak mirip dan bedanya ada batuk-batuk. Nah yang khas itu nggak bisa nyium jadi makanan nggak ada rasanya, bau juga nggak ada baunya," jelasnya.

"Pada hari ke 4 dan 5 itu luar biasa, mualnya luar biasa gimana caranya bisa tidur, badan enggak nyaman. Pikiran ke mana-mana, makanya saya bilang ini, bukan hanya ujian kesehatan aja tetapi ini ujian keimanan," sambungnya.

Bagi penderita Covid-19, kata Bima, ternyata beban pikiran sangatlah berpengaruh. Hal itu dikatakan Bima, soal konsentrasi dan fokus ternyata dapat menyerang pikiran yang kemudian turun ke pernafasan dan paru-paru. Jadi penyebab utama tantangan bagi pasien yang positif virus corona.

"Tetapi yang saya senang, hari pertama banyak yang menguatkan ya bang Sandi. Jadi teman-teman yang sama positif itu saling WhatsApp, seperti dengan bupati Karawang, termasuk Menhub juga kita saling berhubungan. Saling menguatkan satu sama yang lain, jadi saling bertukar kabar baik. Tetapi di hari kedua saya matikan HP, tidak melihat WhatsApp, akses sosmed, baca berita, sudah saya lihat kabar yang baik-baik saja," paparnya.

Bima pun tidak menyangka jika dia yang sebagai Wali Kota Bogor dengan segala kebiasan aktivitas sibuknya siang, malam turun ke lapangan harus diisolasi. Bima mengaku diisolasi di ruang 3x7 meter selama 14 hari tanpa bertemu siapa pun.

"Kemudian yang bikin saya semakin kuat adalah setelah dokter mengatakan kepada saya. Alhamdulillah pak Wali, dari hasil ronsennya memang ada flek tapi itu ringan jadi itu tidak terlalu berbahaya. Mungkin karena bapak suka olahraga kata dokter. Dari situ saya langsung merasa bersyukur banget, saya suka lari suka olahraga, kalau tidak mungkin agak dahsyat juga itu dampaknya," ungkap Bima.

Karena kesukaannya berolahraga, jadi faktor utama penyembuhan Bima Arya yang lancar dan berjalan cepat. Sehingga pada minggu ke dua dirinya sudah bisa push up, plank dan gerakan-gerakan olahraga lainnya.

Sementara itu, saat ditanya soal pengaruh olahraga yang dapat menangkal virus Corona, Bima Arya merasa harus ada yang diluruskan terhadap cara pandang masyarakat. Bahwa rajin olahraga, hidup sehat dan pola makan yang sehat lebih ke bagaimana memberikan kesembuhan yang cepat, bukan menangkal dari penyebaran Corona.

"Tiba-tiba hidup sehat, minum vitamin dan berharap tidak masuk sama sekali. Nggak, kita lihat pemain basket, pemain olahraga lainnya ya masuk-masuk aja. begitu kena virus melalui droplet, ya masuk jadi tidak membentengi itu. Jadi fungsinya itu membuat recovery dan kita bisa bertahan lebih baik saat terjangkit. Jadi Akibatnya, sempat ada yang shok juga misal yang sehat kena, tetapi itu nggak ada hubungannya," terangnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Iman Berkorelasi dengan Imun

Menurutnya, virus Corona ini beda dengan flu yang bisa dihalau dengan daya tahan tubuh, Corona ini berbeda dan sangat kuat. Tapi secara keseluruhannya sama yang terpenting adalah tetap menjaga kesehatan, stamina, dan imunitas.

"Hingga pada akhirnya saya menemukan pembelajaran yang baru sekarang, iman itu berkorelasi dengan imun. Kalau Iman kita kuat itu bakalan berpengaruh terhadap imun kita yang kuat," katadia.

Lebih jauh, pria yang hobi berlari marathon ini juga menyarankan kepada masyarakat untuk jangan berolahraga secara berlebihan dan harus disesuaikan dengan kemampuan diri sendiri.

"Kalau kita berolahraga secara berlebihan, nanti kita masuk ke fase dimana imun kita menurun dan kita agak drop. Nah fase yang rawan ini maka, saya menyarankan, olahraga nggak papa wajib tapi maksimal 30 menit," sebut dia.

Dia juga menyarankan kepada masyarakat tidak hanya cukup untuk saat ini sekedar berjemur. Melainkan harus menjaga pola makan dengan makanan yang bergizi. Ternyata, ketika yang terjangkit itu penyakit -penyakit bawaan itu akan lebih parah.

"Dr. Budi yang saya merasa kehilangan banget, dia kena dan dia memburuk kemudian meninggal. Nah inilah pentingnya makanan, selama ini saya sempat cuek, makan Soto Bogor, santan tetapi bgitu kena itu ngaruh. Jadi recovery itu terganggu karena liver saya terganggu akibat terlalu banyak Soto Bogor santannya. Jadi penting untuk jaga makanan lebih disiplin," kata dia.

Reporter : Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya