Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 4.099 warga di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten telah menjalani rapid test atau pemeriksaan cepat virus corona Covid-19. Tes cepat tersebut dilakukan Gugus Tugas Covid-19 berdasarkan nama dan alamat yang sudah tersimpan.
Hingga awal Mei 2020, Gugus Tugas Covid-19 Pemkot Tangsel sudah menerima 5.611 alat rapid test corona.
Baca Juga
"Lalu, per 1 Mei yang sudah digunakan sebanyak 4.099 rapid test, sisanya 24 alat yang invalid," ujar juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel, Tulus Muladiyono.
Advertisement
Dari 4.099 alat yang sudah digunakan tersebut, sebanyak 3.953 di antaranya bereaksi negatif Covid-19. Sisanya 122 reaktif terhadap Covid-19.
Kemudian, sisa alat yang belum digunakan sebanyak 1.512 masih tersimpan rapih di Dinas Kesehatan setempat.
Tulus juga menjelaskan, bahwa rapid test virus corona ini dilakukan sebagian besar di Puskesmas dan rumah sakit. Yakni, sebanyak 2.045 dilakukan di Puskesmas, sisanya 1.373 dilakukan di rumah sakit.
"Sedangkan di Labkesda sebanyak 333 tes. Dinas Kesehatan sebanyak 324," ujar Tulus.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Lanjut Tes Swab
Sedangkan rapid test virus corona yang dilakukan dari Provinsi Banten digelar di Pondok Aren sebanyak 247 orang. Di Kecamatan Jombang sebanyak 331 orang, kemudian Lengkong Gudang Timur sebanyak 252 orang, dan Pasar Serpong sebanyak 150 orang.
Kemudian, di Pasar Modern BSD yang telah dirapid sebanyak 350 orang. Untuk di Pasar Modern Bintaro sebanyak 252 dengan hasil negatif sebanyak 247, sedangkan di Pasar Ciputat sebanyak 226.
Tulus menjelaskan rapid test bukan penentu utama seseorang dinyatakan terinfeksi virus corona Covid-19 atau tidak. Bagi yang dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test, masih harus melanjutkan tes dengan metode swab menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Rapid test dilakukan dengan menggunakan spesimen darah untuk pengujian virus corona di tubuh seseorang. Sementara tes swab lewat PCR atau genome sequencing dilakukan dengan menguji lendir dari tenggorokan, kerongkongan, atau hidung," jelasnya. (Pramita Tristiawati)
Advertisement