Mendikbud Beri 7 Tips untuk Guru soal Belajar Jarak Jauh di Masa Pandemi Corona

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memberikan tujuh tips untuk para pendidik serta orangtua dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing.

oleh Yopi Makdori diperbarui 05 Mei 2020, 07:41 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 07:41 WIB
Menteri Nadiem Bahas Penghapusan UN Bersama DPR
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat rapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat membahas penghapusan Ujian Nasional (UN) pada 2021 dan sistem zonasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memberikan tujuh tips untuk para pendidik serta orangtua dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing. Tips pertama adalah hindari stres.

"Ini adalah masa adaptasi. Pasti tidak mudah, penuh kebingungan, dan penuh ketidakpastian. Ini normal. Jangan khawatir," disampaikan Mendikbud dalam program Belajar dari Covid-19 pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2020, Sabtu (2/5/2020) yang ditayangkan di TVRI dan Youtube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Tetapi yakini bahwa cara terbaik untuk belajar suatu hal baru adalah keluar dari zona nyaman tersebut. Itu satu-satunya cara untuk memperbaiki diri," sambungnya.

Kemudian, Nadiem menyarankan para guru membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil. "Tidak semua murid punya level kompetensi yang sama, yang unggul di satu bidang belum tentu unggul di bidang yang lain. Cobalah membagi kelompok belajar berdasarkan kompetensi yang sama," katanya.

Tips yang ketiga, Mendikbud menyarankan agar para guru dapat mencoba project based learning. Belajar dari rumah bukan berarti harus belajar sendiri. Ajak murid untuk belajar berkolaborasi dengan teman-temannya di dalam suatu grup.

"Ini melatih empati mereka dan juga kemampuan mereka untuk mendorong satu sama lain. Dan secara otomatis, azas gotong royong mereka terbentuk," ujarnya.

Menurutnya tidak akan langsung lancar, tetapi harus mulai dicoba. Jangan meremehkan kemampuan anak untuk mengatur dirinya jika mereka saling tergantung dengan murid lainnya.

Selanjutnya, kata dia tips keempat adalah mengalokasikan lebih banyak waktu bagi yang tertinggal. Momen belajar dari rumah merupakan kesempatan untuk memberikan fokus yang lebih banyak kepada murid-murid yang tertinggal dalam pembelajaran saat di kelas.

"Sehingga mereka bisa lebih percaya diri ketika mereka bergabung lagi di kelas saat Covid-19 ini berakhir sehingga bisa mengejar dalam waktu ini,” tutur Mendikbud.

Momen belajar dari rumah ini, kata Nadiem mungkin menjadi waktu yang tepat bagi orangtua untuk lebih memahami dan membantu tantangan belajar anak-anak mereka.

Tips kelima dari Mendikbud adalah fokus kepada yang terpenting. Karena pembelajaran di masa darurat ini tidak ada keharusan untuk mengejar ketuntasan kurikulum, maka inilah saat yang tepat untuk bereksperimen dengan alokasi waktu.

"Daripada kejar tayang semua topik, mungkin ini kesempatan emas untuk menguatkan konsep-konsep fundamental yang mendasari kemampuan murid-murid untuk bisa sukses di mata pelajaran apapun. Contohnya seperti di literasi, numerasi, dan pendidikan karakter," jelasnya.

Sama dengan murid, kemampuan guru juga berbeda-beda. Ada guru yang lebih cepat beradaptasi dengan teknologi, tetapi ada juga guru yang lebih lambat. Untuk itulah, Mendikbud mengajak para guru untuk tidak enggan saling berbagi informasi antarsesama guru.

"Ini akan meningkatkan semangat guru," ujarnya mengenai tips keenam.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dengarkan Insting

Sebagai tips terakhir, Nadiem mengatakan kondisi krisis ini memang tidak mudah. Namun, ia mengingatkan agar guru tetap menjalankan perannya sebagai pendidik dengan hati yang senang. Mengajar memang tidak mudah, tapi tidak harus membosankan.

"Walaupun kita dalam krisis, ini saatnya kita mencoba hal-hal yang dari dulu mungkin kita masih ragu, tapi di dalam hati kita merasa bahwa ini yang terbaik untuk para murid kita. Maka inilah saat kita mendengarkan insting kita sebagai guru dan orang tua dan bukan mengikuti proses seadanya," tuturnya.

Seperti murid, dia melanjutkan inilah saatnya guru dan orang tua berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya