PKS: Rakyat Berhak Dapatkan Vaksin Covid-19 Gratis

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati menegaskan, banyak catatan soal simpang siur pengadaan vaksin Sinovac dari Tiongkok dan rencana vaksinasi Covid-19.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 16 Des 2020, 10:18 WIB
Diterbitkan 16 Des 2020, 10:08 WIB
Vaksin Corona Covid-19 Sinovac
Vaksin Corona Covid-19 Sinovac. Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati menegaskan, banyak catatan soal simpang siur pengadaan vaksin Sinovac dari Tiongkok dan rencana vaksinasi Covid-19.

Mufida meminta agar vaksinasi diberikan gratis kepada masyarakat. Ia menyebut pencadangan dana sebesar Rp 35,1 triliun cukup untuk proses pengadaan 172 juta vaksin sebagat syarat terpenuhinya kekebalan kelompok.

"Ini soal asas keadilan. Terlebih untuk kedatangan vaksin sinovac yang 1,2 juta kemarin sudah dibebaskan bea masuk senilai total Rp 50,95 Miliar. Insentif yang diberikan kepada produsen vaksin ini harusnya berimbas kepada fasilitas yang diterima masyarakat yakni dengan menggratiskan vaksin kepada semua kalangan," papar Mufida dalam keterangannya, Rabu (16/12/2020).

Mufida menekankan, jangan sampai insentif bea masuk untuk vaksin dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. Ia melihat rencana 70 persen vaksin mandiri berbayar yang dikelola BUMN kurang tepat.

Ketua BPKK DPP PKS ini menyebut dalam pengadaan memang ditunjuk PT Biofarma sebagai BUMN yang fokus dalam produksi vaksin. Sementara sesuai Perpres No 99 Tahun 2020, proses vaksinasi diamanahkan oleh Kemenkes. Oleh Menkes, lewat Keputusan Menteri Kesehatan No 9860 Tahun 2020, 70 persen vaksinasi justru diberikan pelaksanaannya kepada Kementerian BUMN.

"Di sini harus hati-hati sebab vaksinasi kepada masyarakat ini adalah salah satu kebijakan dalam masa bencana nasional nonalam. Dalam hal penanggulangan bencana, justru rakyat berhak mendapatkan bantuan, bukan beban biaya,"ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tunggu Uji Klinis

Anggota Komisi IX yang membidangi masalah kesehatan itu meminta efektivitas anggaran pengadaan vaksin dengan memperhatikan efikasi vaksin yang belum terbukti lolos uji klinis tahap III dan belum memenuhi syarat EUA.

"Kedatangan 1,2 juta vaksin sinovac kemarin, negara sudah mengeluarkan pembayaran uang muka padahal belum keluar hasil uji klinis tahap III. Kami harapkan sisanya jangan didatangkan dulu sampai keluar hasil uji klinis dan izin edar dari BPOM," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya