Bio Farma: Produksi 4,7 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Siap Digunakan Februari 2021

Vaksinasi akan melewati quality control yang ketat sebelum terdistribusi

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 23 Jan 2021, 17:33 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2021, 17:33 WIB
Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan Bio Farma akan memproduksi 4,7 juta dosis vaksin COVID-19. Vaksin tersebut nantinya akan digunakan pada bulan Februari 2021.

"Sampai dengan kemarin sudah ada empat juta dosis yang sudah selesai diproduksi," kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (23/1/2021).

Honesti menambahkan, saat ini jutaan produk vaksin tersebut sedang dalam tahap proses quality control yang akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan.

"Status vaksin saat ini sedang dalam tahap proses quality control dan akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan," jelas dia.

Diketahui, Indonesia menerima 15 juta dosis bulk vaksin COVID-19 dari Sinovac, pada 12 Januari 2021. Bio Farma nantinya akan meneruskan proses produksi dari bahan baku tersebut hingga menjadi final product.

Honesti menjelaskan, kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac, dilakukan melalui dua mekanisme, pertama impor dalam bentuk barang jadi / finished product single dose yang diperuntukan front liner di Indonesia. Kedua, impor dalam bentuk bulk / konsentrat vaksin.

"Dari bulk ini, akan diproses lebih lanjut di Bio Farma di fasilitas fill and finish yang ada di Bio Farma," Honesti menandasi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Indonesia Butuh Vaksin COVID-19 426 juta dosis.

Vaksin Covid-19
Vaksin Covid-19 yang didistribusikan PT Bio Farma memiliki barcode. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin COVID-19 dari produsen COVID-19, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Dari Permenkes tersebut, suplai vaksin akan didapat dari hasil produksi PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech dan Sinovac Life Sciences Co., Ltd dan Novovax.

Keseluruhan vaksin Covid-19 tersebut nanti harus melaporkan hasil Uji Klinis 1 sampai dengan 3, dan mendapatkan EUA dari Badan POM.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 yang dibutuhkan oleh Indonesia, Bio Farma sudah melaksanakan amandemen supply agreement dengan perusahaan farmasi asal Kanada, AstraZeneca, dan Novovax, masing-masing sebanyak 50 juta dosis.

Sebagai informasi, AstraZeneca, diperkirakan akan mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) pada dari Badan POM pada April 2021. Sedangkan untuk Novovax akan mulai dipasok pada Q2 2021 melalui anggota Holding BUMN Farmasi, Indofarma, diperkirakan akan mendapatkan EUA dari Badan POM pada Mei 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya