Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat terdampak gempa di Kabupaten Mamuju dan Mejene, Sulawesi Barat, mencoba bangkit. Walaupun ada yang disibukkan berburu bantuan, namun berbeda dengan seorang bapak tiga anak, Ruly.
Warga Simbuang itu memilih mengais rezeki di puing-puing reruntuhan mencari besi. Bermodalkan martil besar dan gergaji besi, dia bersama kawan lainnya membongkar bongkahan semen untuk mendapatkan besi.
Bongkahan semen yang terserak dihantam dengan martil. Rangka besi yang masih terikat mulai nampak. Ruly dengan cekatan langsung membersihkan sisa semen yang melekat dan memotongnya menjadi beberapa bagian.
Advertisement
"Kalau ada bongkahan cor semen yang hancur yang sudah diratakan eskavator. Saya harus pukul dulu pak sampai daging segmennya hancur, setelah itu jika sudah besoknya sudah terlihat besinya barulah saya gergaji potong-potong jadi beberapa bagian untuk memudahkan ditimbang," katanya saat ditemui merdeka.com di sela-sela mengumpulkan potongan besi.
Mengais rezeki dengan cara mengumpulkan besi reruntuhan bangunan dilakukan Ruly sejak dua hari lalu. Namun tidak hanya Ruly, ada belasan warga lain juga bersemangat memecahkan semen. Ruly mengungkapkan, dirinya lebih memilih mencari besi ketimbang berburu bantuan, walaupun harga jualnya hanya Rp 1.000 per kilogram.
"Harga besi yang baru saya jual Rp 120 ribu ke pengumpul, lumayan saya bisa dapat Rp 120 ribu buat kebutuhan lain serta pembeli ikan," jelasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berhenti Jadi Tukang Ojek
Sebelum gempa, dia bercerita, dulunya bekerja sebagai tukang ojek. Namun saat ini kondisi Mamuju tidak memungkinkan untuk mencari penumpang. Akhirnya, mencari besi adalah solusi sementara.
"Motor, terpaksa saya parkir. Berhenti dulu jadi tukang ojek, karena sepi penumpang. Saya harus putar akal cari dengan cara seperti ini, cari sisa besi di bangunan yang runtuh," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BNPB, Doni Monardo menyebut, pemerintah akan mengganti kerugian dampak gempa yang ditimbulkan. Diantaranya untuk rumah rusak. Warga akan dibantu Rp 50 juta, sedangkan untuk kerusakan sedang Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta.
Reporter : Ahmad Udin
Sumber: Merdeka
Advertisement