Kemenkes: Sampai Saat Ini Belum Ditemukan Kasus Varian B117 di Jakarta

Kemenkes klarifikasi lagi dengan melakukan pelacakan 6 kasus varian baru B117 yang hasilnya tidak ada berasal dari DKI Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mar 2021, 16:57 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 16:56 WIB
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, MPH
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, MPH. dok. Kemenkes

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tirmidzi menegaskan bahwa Kemenkes belum menemukan varian baru Covid-19 di DKI Jakarta. Dia memastikan, berdasarkan hasil pelacakan kasus yang dilakukan Kemenkes, Jakarta tidak termasuk 6 provinsi ditemukannya B117 asal Inggris itu. Nadia kemudian menyebutkan keenam provinsi tersebut.

"Jadi karena memang sampelnya diambil dari pekerja migran Indonesia, nah ternyata asal dari kasus ini bukan dari Jakarta. Total 6 kasus variasi B117 yang sudah ditemukan dan dilaporkan ini, pertama 2 kasus di Karawang, Jawa Barat, 1 kasus di Sumatera Utara, 1 Kasus di Sumatera Selatan, 1 kasus di Kalimantan Timur, yang terakhir 1 kasus di Kalimanatan Selatan," kata Nadia saat konferensi pers 'Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia' yang disiarkan di YouTube BNPB, Jumat (12/3).

Nadia kemudian menjelaskan mengapa ada kabar bahwa B117 sudah ditemukan di Jakarta. Dia menegaskan bahwa kabar tersebut merupakam suatu disinformasi. Dia mengatakan, salah satu laboratorium pemeriksaan sampel berada di Jakarta. Namun bukan berarti varian B117 ditemukan dari sampel orang Jakarta maupun saat orang tersebut berada di Jakarta.

"Jadi sampai saat ini kita belum temukan adanya kasus mutasi varian B117 yang berkedudukan di Jakarta. kemarin kita klarifikasi lagi, kita lakukan pelacakan kasus kalau 6 kasus itu tidak ada yang berasal dari DKI Jakarta," ujarnya.

"Nah mengapa kemudian (ada kabar B117 ditemukan di Jakarta) pada laporan itu memang tertulis laboratorium yang melakukan pemeriksaan dan asal sampel," kata Nadia menjelaskan.

Nadia mengatakan, sebenarnya mutasi pada virus memang sering terjadi. Oleh karena itu, pemerintah saat ini terus melakukan pemantauan terhadap mutasi Covid-19.

"Mutasi itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh virus dan kegiatan yang kita sebagai whole genome sequencing artinya pemeriksaan seluruh genom yang dilakukan melalui pemeriksaan PCR itu memang sudah dilakukan sejak awal dari pandemi COVID-19," kata dia.

Dia kemudian menjelaskan bahwa ada 3 varian mutasi yang sedang menjadi perhatian khusus pemerintah. Selain B117 dari Inggris, World Health Organization telah menyarankan agar pemerintah juga memantau varian Covid-19 dari Afrika dan Brasil.

"Ada tiga mutasi yang direkomendasikan oleh WHO untuk menjadi perhatian utama. Pertama B117, kemudian dari Afrika dan Brasil," ungkapnya.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Jaga Pintu Masuk Indonesia

Untuk itu, atas dasar rekomendasi WHO tersebut, Nadia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia terus berupaya mengantisipasi masuknya varian virus baru di Indonesia. Salah satu upayanya dengan memperketat pemantauan perjalanan baik dari darat, laut, atau utara.

Pemerintah saat ini mengharuskan seluruh pelaku perjalanan yang mau ke Indonesia untuk membawa hasil tes PCR dengan laporan hasil negatif. Mereka juga akan dikarantina selama lima hari, kemudian dilakukan tes PCR ulang untuk memastikannya sehat.

"Ada satgas yang memantau pelaku perjalanan. Mereka dites, kalau hasilnya positif, diteruskan ke Whole Genome Sequence (WGS). Ini kita lakukan di seluruh pintu masuk kedatangan," katanya.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya