Efikasi Masih di Atas Ambang Batas, Vaksin Produksi China Dinilai Masih Layak

Iris mengatakan, sejauh ini uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2021, 16:31 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 16:31 WIB
FOTO: Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi COVID-19 Tahap Kedua di Puskesmas Palmerah
Petugas medis bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Palmerah, Jakarta, Kamis (28/1/2021). Pemberian vaksin COVID-19 tahap kedua dilaksanakan terhadap tenaga kesehatan mulai hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi Iris Rengganis mengatakan efikasi vaksin buatan China, seperti Sinovac, masih di atas ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia, WHO.  Karenanya, atas dasar itu, vaksin buatan China masih layak digunakan.

"Pokoknya WHO mengumumkan efikasi 50% minimal. Jadi apapun yang di atas 50% itu layak. Yang penting dia aman," kata Iris Rengganis kepada wartawan, Selasa (13/4/2021).

Iris mengatakan, sejauh ini uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan.

"Di Brasil sendiri kan 50,4 atau 50,3% kalau enggak salah Sinovac, tetap dipakai. Karena kita butuh di masa pandemi, jadi kita tidak terlalu lihat merk lagi saat ini," ujarnya.

Yang terpenting kata dia, vaksinnya tersedia dan aman.  

"Nanti masalah efektivitas kan sambil berjalan. Kalau perlu nanti diulang, jadi enggak perlu diributkan. Yang penting dari WHO bisa lolos efikasinya. Segala penelitian kita lihat efektivitas vaksin," ujar Juru Bicara dari PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini.  

Dia menuturkan, efikasi vaksin tidak memiliki dampak ke kesehatan. "Yang penting enggak berdampak buruk pada kesehatan. Tidak meracuni kita lah, tetap aman," ungkapnya.

 

Tidak Bisa Dibandingkan

Menurutnya efikasi vaksin Covid-19 tidak bisa dibandingkan. Kata Iris, efikasi tiap negara kan berbeda.

"Kita lihat saja sambil waktu berjalan nanti efektivitas vaksin yang akan kita lihat nantinya," tuturnya.

Dia mengungkapkan sekitar 70 persen masyarakat Indonesia ditargetkan menerima vaksinasi Covid-19. "Jadi, membutuhkan vaksin lebih banyak, kita menginginkan dari negara lain, untuk memenuhi kebutuhan, agar herd immunity tercapai," pungkas Iris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya