Kemendikbud: Belajar Tatap Muka Untuk Kurangi Penurunan Kompetensi Siswa Akibat Pandemi

Apalagi pada 2022, akan dilakukan pengukuran kemampuan siswa melalui Program Penilaian Pelajar Internasional atau PISA.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 23 Apr 2021, 03:27 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2021, 03:27 WIB
DKI Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di 85 Sekolah
Suasana kegiatan pembelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14, Jakarta Selatan, Rabu (7/04/2021). Mulai hari ini, Pemprov DKI melakukan pembelajaran tatap muka bagi 85 sekolah dari semua jenjang pendidikan hingga 29 April. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana tugas Direktur Sekolah Menengah Atas Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Purwadi Sutanto mengatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) bertujuan untuk mengurangi penurunan kompetensi siswa.

"Dengan PTM terbatas, Kemendikbud berharap dapat mengurangi penurunan kompetensi yang terjadi akibat pandemi COVID-19," ujar Purwadi dalam diskusi yang diselenggarakan Zenius bersama Fortadik di Jakarta, Kamis (22/4/2021).

Ia menambahkan pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) memiliki dampak pada kompetensi siswa. Sejumlah sekolah melaporkan ada siswa yang drop out dari sekolah, terjadi kekerasan, hingga meningkatnya angka pernikahan pada usia dini.

Apalagi pada 2022, akan dilakukan pengukuran kemampuan siswa melalui Program Penilaian Pelajar Internasional atau PISA.

"Sebenarnya kita agak khawatir untuk peningkatan kompetensi anak-anak kita di tengah pandemi COVID-19. Tidak hanya Indonesia, seluruh dunia juga mengalami hal yang sama," tambah dia.

Oleh karena itu, dengan program vaksinasi COVID-19 yang kemudian diikuti dengan kebijakan PTM terbatas diharapkan dapat mengurangi dampak dari pandemi.

CEO Zenius, Sabda PS, mengatakan ada empat kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang individu yaitu logika, kemampuan matematis dasar, membaca, dan scientific thinking.

"Kami berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut. Hal ini merupakan wujud nyata upaya kami dalam membentuk individu yang kompetitif atau kami menyebutnya individu yang cerdas, cerah, dan asyik," kata Sabda seperti dikutip dari Antara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tentukan Masa Depan

Individu yang cerdas terlatih untuk memiliki pemikiran yang kritis daripada sekadar menghafal. Masa depan akan cerah karena mereka memiliki kemampuan dasar yang membuat mereka lebih percaya diri menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka juga asyik karena memiliki kemampuan sosial dan memiliki motivasi untuk terus belajar atau menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Dalam konteks yang lebih luas, kompetensi individu menentukan masa depan Indonesia. Sebagai anggota dari OECD, Indonesia berpartisipasi dalam tes PISA yang menguji kemampuan dasar siswa SMA.

Pihaknya memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan skor PISA Indonesia. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang kini menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menilai kemampuan dasar siswa dalam hal literasi dan numerasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya