Satgas Covid-19: Belanja Tidak Dilarang, Tapi Harus Disiplin Prokes

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyoroti masyarakat yang mendatangi pusat-pusat perbelanjaan menjelang perayaan Idul Fitri yang akhirnya menyebkan kerumunan di masa pandemi Covid-19.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 05 Mei 2021, 12:07 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2021, 12:07 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito meminta perkantoran optimalkan peran satgas yang sudah ada di perkantoran saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (27/4/2021). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19/Damar)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyoroti masyarakat yang mendatangi pusat-pusat perbelanjaan menjelang perayaan Idul Fitri yang akhirnya menyebkan kerumunan di masa pandemi Covid-19. Wiku mengatakan bahwa pemerintah tidak melarang mobilitas masyarakat untuk pergi berbelanja kebutuhan Lebaran.

Hanya saja, dia meminta agar masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, kata Wiku, kerumunan masyarakat seperti yang terjadi di pusat-pusat perbelanjaan berpotensi menjadi titik awal munculnya klaster penularan Covid-19.

"Apabila kita melihat ke belakang, kegiatan berbelanja menjelang hari raya Idul Fitri bukanlah hal yang unik terjadi. Akan tetapi, kita harus tetap mengingat bahwa di tengah situasi pandemi ini, kita harus melakukan banyak penyesuaian," ujar Wiku dikutip dari siaran persnya, Rabu (5/5/2021).

"Mobilitas tidak dilarang, tapi hendaknya dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan," sambung Wiku.

Dia pun mengingatkan Satgas Covid-19 di daerah sigap menegakkan pelanggaran protokol kesehatan, termasuk kerumunan masyarakat. Wiku meminta Satgas Daerah untuk menindak apabila ada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.

"Saya minta posko di daerah masing-masing mengawasi dan menindak pelanggaran protokol kesehatan," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kasus Covid-19 Menurun

Menurut dia, selama beberapa bulan terakhir, angka kasus baru Covid-19 di Indonesia konsisten menurun. Hal ini menjadi bukti bahwa kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah dalam menegakkan protokol kesehatan sangat efektit menekan penyebaran Covid-19.

Kendati kasus baru menurun, Wiku menyebut angka kematian akibat Covid-19 justru naik. Berdasarkan data Satgas, persentase kasus meninggal di Indonesia saat ini 2,7 persen dimana lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia yang 2,1 persen.

"Artinya, apabila terjadi penularan pada diri kita atau orang terkasih, COVID-19 masih sangat berpotensi berujung fatal. Maka dari itu saya harapkan masyarakat dapat bijaksana dan sangat berhati-hati," jelas Wiku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya