WHO Puji Program Masif Vaksinasi Covid-19 Indonesia

WHO memuji langkah pemerintah Indonesia dalam melaksanakan program vaksinasi Covid-19 yang hingga kini terus berjalan secara nasional.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 08 Jun 2021, 20:56 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2021, 20:56 WIB
Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Disabilitas dan ODGJ
Petugas Puskesmas Gembor menunjukkan vaksin Covid-19 untuk anak berkebutuhan khusus, Penyandang disabilitas dan ODGJ dengan mendatangi langsung dari rumah kerumah di kecamatan Priuk, Kota Tangerang, Selasa (8/6/2021). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memuji langkah pemerintah Indonesia dalam melaksanakan program vaksinasi Covid-19 yang hingga kini terus berjalan secara nasional.

Immunization Officer WHO Indonesia, Olivi Silalahi menyampaikan, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan program vaksinasi Covid-19 masif yang terbilang sukses.

"Urutan kedua negara yang terbanyak penduduknya yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19. Untuk negara yang belum bisa memproduksi vaksin sendiri, Indonesia sudah termasuk advance dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19," kata dia dalam dalam Dialog Produktif KPCPEN dan FMB9 yang dilakukan secara online, Selasa (8/6/2021).

Menurut Olivi, komitmen Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dilakukan dengan baik oleh Kementerian Kesehatan.

Indonesia dinilai berhasil menunjukkan langkah tegasnya lewat percepatan dan maksimalisasi program vaksinasi nasional.

"Tantangannya menjangkau kelompok-kelompok rentan," kata Olivi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peran Informasi

Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI), Pratiwi Pudjilestari Sudarmono mengatakan, kendala yang muncul dalam program vaksinasi tidak lepas dari peran informasi. Kelompok rentan misalnya, dikabarkan sering menerima efek samping vaksin yang dianggap menakutkan.

"Untuk itu kita bisa berikan penerangan. Bagaimana vaksin bekerja, bagaimana vaksin efektif menghambar infeksi terjadi dan juga mencegah transmisi terjadi dan akhirnya mengurangi jumlah pasien," jelas Pratiwi.

Kepala Divisi Ritel dan Pelayanan Bio Farma, Mahsum Muhammadi menambahkan, tantangan lainnya yang dihadapi pemerintah adalah ketersediaan dan distribusi vaksin. Keseluruhannya sendiri harus dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama untuk memenuhi target 1 juta vaksinasi per hari.

"Kekurangannya tentunya impor yang sudah jadi dari Astrazeneca, juga tambahan dari program Gotong Royong dari Sinopharm," ujar Mahsum.

Indonesia sendiri telah mendapat pasokan 11,7 juta vaksin tambahan untuk vaksinasi tahap kedua. Data dari Kementerian Kesehatan mencatat, pemerintah tahun ini menargetkan pengamanan 340,5 juta dosis vaksin dari lima merek yakni Sinovac dengan 125,5 juta dosis, AstraZeneca dengan 59 juta dosis, Covax dengan 54 juta dosis, Novavax dengan 52 juta dosis, dan Pfizer dengan 50 juta dosis.

Sampai dengan kuartal I-2022, diharapkan ada tambahan 86,3 juta dosis vaksin dari kelima produsen tersebut. Dengan demikian, pada periode itu diharapkan terkumpul 426,8 juta dosis vaksin untuk diberikan kepada 260 juta penduduk Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya