Pakar: Covid-19 Varian Delta Menular saat Berpapasan Perlu Pembuktian Ilmiah

Tjandra mengatakan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah diumumkan kepada publik bahwa memiliki kemampuan menular melalui percakapan maupun embusan napas.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2021, 08:21 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2021, 08:21 WIB
Pemindahan Pasien Terinfeksi COVID-19
Petugas membawa pasien terindikasi terinfeksi COVID-19 dari ruang rawat Gedung Anton Soedjarwo Rumah Sakit Bhayangkara RS Sukanto menuju ruang rawat khusus COVID-19, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Kasus Covid-19 sudah ditemukan di 34 Provinsi di Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan adanya pernyataan terkait Covid-19 varian delta memiliki kemampuan menular saat berpapasan dengan penderita perlu dibuktikan dengan penelitian ilmiah. 

"Varian Delta bisa menular hanya dengan berpapasan Itu sesuai sambutan seorang tokoh. Tentu akan baik kalau lalu diikuti dengan penelitian ilmiah pula," kata Tjandra saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (24/6/2021). 

Tjandra mengatakan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah diumumkan kepada publik bahwa memiliki kemampuan menular melalui percakapan maupun embusan napas.

"Memang pada dasarnya Covid-19 sejak varian awal kan dapat saja menular melalui bernyanyi keras dan lainnya. Sudah pernah ada dulu sebelum ada varian-varian baru terjadi 'outbreak' COVID-19 pada peserta paduan suara di Amerika," kata Tjandra seperti dilansir dari Antara.  

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Picu Peningkatan Rawat Inap

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu menambahkan varian Delta memang terbukti meningkatkan penularan dengan jeda waktu penggandaan virus di dalam tubuh seorang pasien berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari.

"Data yang dikumpulkan WHO sampai 8 Juni 2021 menunjukkan dampak Delta membuat penyakit menjadi lebih berat dan parah, bahkan menyebabkan kematian masih belum terkonfirmasi," katanya.

Namun ada pula laporan varian Delta memicu peningkatan perawatan rawat inap di rumah sakit. 

Di sisi lain, memang ada beberapa laporan yang membahas tentang kemungkinan lebih beratnya penyakit yang ditimbulkan varian ini, kata Tjandra. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya