I Gede Ardika, Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Penerima Bintang Mahaputra

Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika akan menerima penghargaan Bintang Mahaputra dan Tanda Jasa dari Presiden Joko Widodo.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 12 Agu 2021, 18:06 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 18:06 WIB
I Gede Ardika
I Gede Ardika saat peluncuran karyanya Kepariwisataan Berkelanjutan di Jakarta (dok.YouTube/ Kreasiindo Multipesona)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika akan menerima penghargaan Bintang Mahaputra dan Tanda Jasa dari Presiden Joko Widodo.

Tak hanya I Gede Ardika, ada pula mantan hakim agung Artidjo Alkostar dan Ketua Komisi Ombudsman Nasional Indonesia periode 2000-2011 Antonius Sujata yang juga menerima penghargaan.

I Gede Ardika menduduki kursi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata di era Presiden Abdurrachman Wahid (Gus Dur) serta Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Pria kelahiran Singaraja, Bali pada 15 Februari 1945 silam itu sudah meninggal dunia pada Sabtu 20 Februari 2021.

I Gede Ardika meninggal dunia karena sakit yang diderita cukup lama dan wafat di Rumah Sakit (RS) Borromeus Bandung, Jawa Barat.

Sebelum menjabat menteri, I Gede Ardika pernah berkarier sebagai Waka Badan Pengembangan Pariwisata dan Kesenian.

Berikut profil singkat Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) I Gede Ardika yang akan menerima penganugerahan Bintang Mahaputra dan Tanda Jasa oleh Presiden Jokowi dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Latar Belakang

I Gede Ardika
I Gede Ardika saat peluncuran karyanya Kepariwisataan Berkelanjutan di Jakarta (dok.YouTube/ Kreasiindo Multipesona)

Drs I Gede Ardika lahir pada 15 Februari 1945 di Singaraja, Bali dari pasangan I Made Arka dan Ni Made Sandat.

Ia menyelesaikan pendidikan formal dari tingkat dasar hingga atas di kota kelahirannya sendiri. Lalu Ardika menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung.

Namun akibat kurangnya dana, darah seni yang mengalir deras di tubuhnya terpaksa mengalah dengan kondisi ekonomi. Ardika muda terpaksa berhenti kuliah di ITB.

Untungnya, kekurangan ini tak lantas membuat Ardika menyerah pada nasib. Sebaliknya, ia memilih garis nasib baru dengan berpindah sekolah di Akademi Perhotelan Bandung.

Bermodal keseriusan dan ketekunan dalam belajar, Ardika berhasil menyelesaikan kuliah pada 1967 dengan predikat sangat memuaskan sekaligus menarik pihak akademi untuk mengangkatnya sebagai asisten dosen.

Selama menjadi asisten dosen, Ardika banyak memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari Bahasa Inggris dan Perancis.

Merasa cukup bekal untuk melanjutkan impian seninya, Ardika mendaftar untuk kedua kalinya di Fakultas Seni Rupa ITB. Akan tetapi belum juga terwujud, impian untuk mengenyam pendidikan di universitas idaman kembali urung dilakoni.

Hanya saja, kondisi kali ini lebih didasari kelebihan daripada kekurangan yaitu I Gede Ardika termasuk salah satu penerima beasiswa pemerintah melanjutkan pendidikan manajemen perhotelan di Institut Internasional Glion, Swiss.

 


Jejak Karier

Penghormatan Negara kepada Mantan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan I Gede Ardika Sang Pencetus Desa Wisata
Upacara penghormatan negara kepada mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika. (dok. Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Sepulang dari Siwss, Ardika langsung menjabat sebagai Kepala Seksi Pengajaran sekaligus dosen mata kuliah Housekeeping serta pendamping tenaga ahli dari Swiss di Akademi Perhotelan Nasional (APN).

Berawal dari sinilah, karir suami Indriati ini beranjak naik. Terlebih setelah Ardika dilirik pemerintah pusat dan dipercaya mengampu jabatan sebagai Pelaksana harian Kepala Sub-Direktorat Perhotelan dan Penginapan, Ditjen Pariwisata Indonesia.

Karir I Gede Ardika mencapai puncak pada masa pemerintahan Presiden Abdurrachman Wahid (Gus Dur) yang mempercayai keluasan pengetahuan dan pengalaman Ardika sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dalam jajaran kabinet Gus Dur.

Kinerja dan pengalaman Gede Ardika juga menumbuhkan kepercayaan yang sama pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri untuk memilih Ardika kembali menduduki posisi sama dalam jajaran kabinetnya.

Berikut rekam jejak karier Ardika:

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, 2000-2004.

Waka Badan Pengembangan Pariwisata & Kesenian 2000.

Dirjen Pariwisata, Dep Parseni Bud 1998-2000.

Sekretaris Ditjen Pariwisata 1996-1998.

Ka. Pusdiklat, Dep Parpostel 1996-1998.

Kakanwil Dep. Parpostel Prop Bali 1991-1993.

Kabag. Perencanaan Ditjen Pariwisata 1988-1991.

Kepala Sub Bagian Direktorat Perhotelan & Penginapan Ditjen Pariwisata 1986-1988.

Pelaksana Tugas Kasub Direktorat Perhotelan & Penginapan Ditjen Pariwisata 1985-1986.

Anggota Komisi Pendidikan International Hotel Association 1974-1984.

Direktur Pusat Pendidikan Perhotelan & Pariwisata Nusa Dua Bali 1978-1985.

Pjs Direktur National Institute Bandung 1976-1978.

Dosen untuk mata kuliah Hotel Planing APN Bandung 1973-1976.

Pelaksanaan tugas Direktur National Hotel Institute Bandung 1973-1976.

Dosen mata kuliah Hause keeping APN Bandung 1972-1973.

Ka. Sekte Pengajaran APN Bandung 1972-1973.

Asst Dosen untuk mata kuliah Restoran Operasional APN, Bandung 1968-1969.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya