Top 3 Islami: Rajin Sholat tapi Kenapa Doa Tak Kunjung Terkabul? Penyakit Terberat Manusia, Simak Gus Baha - UAH

Ulasan Ustadz Adi Hidayat (UAH) tentang penyebab doa tak kunjung terkabul walau sudah rajin sholat menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (18/2/2025)

oleh Muhamad Ridlo Diperbarui 19 Feb 2025, 06:30 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 06:30 WIB
Habib Novel Alaydrus dan Ustadz Adi Hidayat (UAH)
Habib Novel Alaydrus dan Ustadz Adi Hidayat atau UAH. (YouTube Novel Muhammad Alaydrus dan Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sholat adalah ibadah terpenting umat Islam. Dalam rukun Islam, begitu seseorang bersyahadat, maka kewajiban utama bagi dia adalah sholat.

Sholat tak memandang apakah dia kaya atau miskin. Semuanya wajib melaksanakan sholat.

Banyak keutamaan sholat. Salah satunya adalah terkabulnya doa.

Namun, ada kalanya, seseorang sudah merasa rajin sholat, tapi doa belum terkabul.

Ulasan Ustadz Adi Hidayat (UAH) tentang penyebab doa tak kunjung terkabul walau sudah rajin sholat menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (18/2/2025).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah hukum orang tinggal dekat masjid, tapi tak pernah sholat di masjid.

Sementara, artikel ketiga yaitu Gus Baha yang mengungkapkan penyakit terberat manusia, mengutip kitab Al-Hikam.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Sholat tapi Doa Tak Kunjung Terkabul, Adakah yang Salah? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Ilustrasi muslim berzikir,berdoa
Ilustrasi muslim berzikir,berdoa. (Photo Copyright by Freepik)... Selengkapnya

Sholat merupakan salah satu ibadah yang sangat dijaga dan diwajibkan dalam agama Islam. Namun, ada kalanya seseorang merasa bahwa doa yang dipanjatkan saat sholat belum terkabulkan. Dalam situasi ini, banyak yang bertanya, "Apakah ada yang salah dengan cara kita beribadah?"

Pertanyaan ini juga disinggung oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH), dalam ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube @Ceramah-Short. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ada dua penyebab utama yang membuat seseorang tidak meraih hasil dari sholatnya, meskipun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh.

Penjelasan pertama berkaitan dengan ayat dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah, ayat 45. Dalam ayat ini, Allah mengingatkan kita bahwa sholat itu bukanlah ibadah yang mudah. Ustadz Adi Hidayat mengutip ayat tersebut, yang berbunyi:

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ ۝٤

Wasta‘īnū bish-shabri wash-shalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyīn 

"Mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya (sholat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."

Sholat yang dilakukan tanpa keseriusan dan tanpa kekhusyukan akan terasa berat, dan inilah yang menjadi penyebab utama mengapa doa tidak kunjung terkabul.

UAH menjelaskan bahwa seseorang yang tidak serius atau tidak khusyuk dalam menjalankan sholatnya akan sulit untuk merasakan manfaat yang dijanjikan oleh Allah.

Selengkapnya baca di sini

 

2. Tinggal Dekat Masjid tapi Tak Pernah Sholat di Masjid, Begini Kata Ustadz Adi Hidayat

Warga Dubai Sholat Tahajud di Malam Lailatul Qadar
Umat Muslim melaksanakan sholat Tahajud selama Malam Lailatul Qadar pada bulan suci Ramadhan di Masjid Naif di Dubai (5/5/2021). Malam Lailatul Qadar di mana Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad. (AFP/Karim Sahib)... Selengkapnya

Fenomena orang yang tinggal dekat masjid namun enggan untuk melaksanakan sholat di masjid sering kali menjadi perbincangan di kalangan umat Islam. Banyak yang bertanya-tanya mengenai hukumnya, dan apa yang seharusnya dilakukan bagi orang yang seperti itu.

Penceramah yang juga pengurus PP Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) memulai penjelasannya dengan sebuah pertanyaan yang sering diajukan oleh umat Islam, “Apa hukumnya jika ada seorang muslim yang tinggal di samping masjid, tapi tidak pernah pergi ke masjid untuk sholat?”

Sontak jemaahnya menjawab dua kata yaitu dosa dan bakar rumahnya. Tampaknya mereka tidak serius, lantaran mereka menimpali dengan gemuruh tawa. Namun, Ustadz Adi Hidayat cepat menjelaskan bahwa pernyataannya tersebut hanya sebagai candaan dan tidak perlu diartikan secara harfiah.

"MasyaAllah, jangan langsung bakar rumahnya," ujar Ustadz Adi Hidayat dengan senyum.

Ia menekankan pentingnya memahami keadaan seseorang dengan bijaksana sebelum memutuskan untuk menghakimi. Baginya, dakwah adalah langkah pertama yang lebih utama daripada langsung menjatuhkan hukum.

"Melihat seseorang yang tinggal dekat masjid namun tidak pernah datang ke masjid, kita seharusnya berusaha untuk mengajaknya ke masjid, bukan langsung menghakiminya," ujarnya.

Ini menunjukkan bahwa pendekatan dakwah lebih penting dibandingkan langsung menerapkan hukum fikih.

Selengkapnya baca di sini

3. Penyakit Terberat di Dunia Menurut Gus Baha, Mengutip Kitab Al-Hikam

Gus Baha (SS. YT Short @QuotesIslami313)
Gus Baha (SS. YT Short @QuotesIslami313)... Selengkapnya

Dalam kehidupan, setiap manusia menghadapi berbagai tantangan batin yang dapat memengaruhi cara berpikir dan bertindak. Salah satu hal yang paling berat bagi seseorang adalah penyakit batin yang tidak terlihat secara fisik, namun memiliki dampak besar terhadap kehidupan sosial dan spiritual.

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang Jawa Tengah KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, menyoroti salah satu penyakit batin yang dianggap paling berat dalam Kitab Al-Hikam.

Menurutnya, penyakit itu adalah tamak, sebuah sifat yang membuat seseorang tidak pernah puas dan selalu menginginkan lebih dari yang ia miliki.

"Orang itu kalau mentalnya memberi, berarti selesai dengan dirinya. Tapi kalau tidak bermental memberi, pasti tamak," ujar Gus Baha yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin.

Gus Baha menjelaskan bahwa tamak bukan sekadar sikap serakah terhadap harta, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang memiliki sifat tamak cenderung menghakimi orang lain berdasarkan keinginannya yang tidak terpenuhi.

"Dalam Kitab Hikam diterangkan bahwa penyakit terberat itu tamak. Kenapa? Karena orang kikir itu gak ada di Kitab Hikam. Yang ada itu tamak," tegasnya.

Sebagai contoh, ia menyinggung bagaimana seseorang bisa dengan mudah menuduh orang lain pelit hanya karena keinginannya tidak terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian seseorang sering kali dipengaruhi oleh kepentingan pribadinya.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya