Lubang Hitam VFTS 243 Bergerak Menuju Bima Sakti

Jika lubang hitam di dalamnya benar-benar ada, maka ia akan bergerak menuju pusat galaksi kita dan pada akhirnya akan bergabung dengan Sagittarius A*

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 20 Feb 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 03:00 WIB
Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole
Ilustrasi lubang hitam raksasa atau supermassive black hole yang berjarak 13 miliar tahun cahaya dari Bumi (Robin Dienel/Carnegie Institution for Science)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, para astronom menemukan sebuah lubang hitam tersembunyi di dalam galaksi katai Awan Magellan Besar. Galaksi ini mengorbit Bima Sakti dalam lintasan yang semakin mendekat.

Di pusat galaksi katai ini, para ilmuwan telah mendeteksi tanda-tanda keberadaan objek tak terlihat dengan massa sekitar 600.000 kali massa Matahari. Mengingat, Awan Magellan Besar suatu hari nanti akan bertabrakan dengan Bima Sakti, lubang hitam ini juga akan bergabung ke dalamnya.

Melansir laman Science Alert pada Rabu (19/02/2025), Awan Magellan Besar mengorbit Bima Sakti pada jarak sekitar 160.000 tahun cahaya. Meskipun tabrakan antara kedua galaksi ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat, diperkirakan bahwa dalam sekitar 2 miliar tahun ke depan, Awan Magellan Besar akan menyatu dengan Bima Sakti.

Jika lubang hitam di dalamnya benar-benar ada, maka ia akan bergerak menuju pusat galaksi kita dan pada akhirnya akan bergabung dengan Sagittarius A*, membentuk lubang hitam yang lebih besar lagi. Astronom percaya bahwa proses inilah yang memungkinkan lubang hitam bertumbuh dari ukuran kecil menjadi raksasa.

Lubang hitam di Awan Magellan Besar ini memiliki massa yang berada dalam kategori langka. Lubang hitam tersebut mengorbit sebuah bintang biru besar dengan massa setara dengan 25 Matahari.

Dua objek luar angkasa ini membentuk sistem biner yang oleh para ilmuwan diberi nama VFTS 243. Miliaran lubang hitam yang tidak aktif diperkirakan ada di hampir setiap galaksi, tetapi ini adalah deteksi pertama yang sangat jelas dari lubang hitam tidak aktif di luar Bima Sakti.

Lubang hitam ini disebut menarik oleh para ilmuwan karena biasanya lubang hitam semacam ini terbentuk ketika bintang masif kehabisan bahan bakar yang dibutuhkan untuk melanjutkan fusi nuklir. Periode akhir fusi mengakhiri gaya tekanan dari luar, sehingga membantu bintang melawan proses keruntuhan gravitasi pada bagian inti bintang.

Proses keruntuhan pada inti bintang sendiri biasanya disertai dengan ledakan kosmik besar yang disebut supernova. Namun, situasi lubang hitam di VFTS 243 tampaknya berbeda.

Pasalnya, lubang hitam ini tidak memiliki jejak supernova yang terlihat menyertai keruntuhan bintang tersebut. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa lubang hitam ini mungkin terbentuk melalui mekanisme yang lebih tenang, di mana bintang langsung runtuh menjadi lubang hitam tanpa ledakan dramatis.

Melansir laman Space pada Rabu (19/02/2025), pencarian VFTS 243 mengharuskan para ilmuwan untuk meneliti data selama enam tahun yang dikumpulkan Teleskop Sangat Besar (VLT) yang terletak di wilayah Gurun Atacama di Chili Utara. Dalam data tersebut, para ilmuwan menyelidiki 1.000 bintang masif di wilayah Nebula Tarantula di Awan Magellan Besar untuk menemukan apakah salah satu dari bintang-bintang ini dapat memiliki pendamping lubang hitam yang tidak aktif.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya