Liputan6.com, Jakarta - Akademisi dan pemelihara warisan sejarah dan budaya Aceh Drs Rusdi Sufi menjadi salah satu penerima penghargaan Bintang Mahaputra dan Tanda Jasa dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Tak hanya Rusdi Sufi, ada pula mantan Hakim Agung Artidjo Alkostar, mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika, ilmuwan berkebangsaan Jerman Prof dr HC Goldamar Johan Jorge Andreas, serta pejuang Timor Timur Eurico Gutteres.
Advertisement
Mengutip dari laman Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh www.pdiaaceh.org, almarhum Rusdi Sufi lahir 14 Agustus 1944 di Banda Aceh.
Advertisement
Ia meninggal dunia pada 28 November 2018 pukul 20.30 WIB di RS Harapan Bunda Banda Aceh dan disemayamkan di rumah duka Gampong Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Rusdi Sufi dikenal sebagai pakar sejarah, peneliti aktif dan penulis produktif tentang sejarah dan budaya Aceh.
Berikut profil singkat Rusdi Sufi, akademisi dan pemelihara warisan sejarah dan budaya Aceh yang akan menerima penganugerahan Bintang Mahaputra dan Tanda Jasa oleh Presiden Jokowi:
Â
Latar Belakang
Rusdi Sufi lahir 14 Agustus 1944 di Banda Aceh, dikutip dari laman Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh www.pdiaaceh.org.
Rusdi Sufi mengembuskan napas terakhirnya pukul 20.30 WIB pada 28 November 2018 lalu di RS Harapan Bunda Banda Aceh.
Ia disemayamkan di rumah duka yang ada di Gampong Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Â
Advertisement
Jejak Karier
Rusdi Sufi merupakan dosen senior di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Pada 1998-2001, ia pernah menjabat Kepala Kantor Arsip Nasional Wilayah Provinsi daerah Istimewa Aceh dan Sumatera Utara.
Lalu pada 2004-2012, Rusdi Sufi menjabat sebagai Kepala Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh.
Pada 2014 saat HUT ke-809 Aceh, Pemerintah Provinsi (Pemprov) memberikan anugerah Heritage Awards kepada Rusdi Sufi.
Kemudian pada Agustus 2018, Rusdi Sufi juga mendapat anugerah Budaya Meukuta Alam, sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada orang-orang yang telah berandil besar dalam membina, mengembangkan, dan melestarikan sejarah dan budaya Aceh.
Semasa hidupnya almarhum Rusdi Sufi telah menulis banyak buku tentang sejarah dan perkembangan Aceh.
Beberapa yang paling terkenal adalah Aceh Menentang Penjajahan Asing (2006), Kerajaan-Kerajaan Islam di Aceh (2008), Aceh Bumi Iskandar Muda (2008), dan Cut Nyak Dhien Spirit Penguatan Peran Perempuan (2009).
Rusdi Sufi adalah pakar sejarah, peneliti aktif dan penulis produktif tentang sejarah dan budaya Aceh.