Liputan6.com, Jakarta Wajah Zaskia Salsabila (15), siswi SMP Negeri 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, nampak semringah saat memasuki gerbang sekolah. Kerinduan terpancar di bola matanya ketika bertemu guru dan teman-teman yang sudah lama tak dijumpainya.
Dengan antusias, siswi kelas IX D itu mengikuti alur protokol kesehatan (prokes), sebelum memasuki ruang kelas. Senang bercampur malu dirasakan remaja yang memiliki hobi membaca itu, saat bertatap muka kembali dengan teman-teman sekelasnya.
"Saya senang bisa bertemu teman-teman lagi, bisa belajar bareng walaupun hanya sebagian yang hadir," kata Zaskia kepada awak media, Senin (6/9/2021).
Advertisement
Zaskia mengaku sudah sangat rindu suasana belajar bersama teman-teman sekelas. Meski ada kecanggungan lantaran lama tak bersua, namun hal itu tak menjadi kendala bagi mereka untuk saling menyapa dan menanyakan kabar.
"Sekitar dua tahunan (tidak tatap muka), jadi ya agak canggung dikit, tapi senanglah," ujarnya.
Meski berbaur, Zaskia dan teman-temannya tetap menjaga jarak sebagai salah satu prokes yang wajib ditaati. Pihak sekolah juga menyediakan meja yang sudah tertera nama masing-masing siswa, untuk meminimalisir penyebaran virus.
"Kita harus jaga jarak, pakai hand sanitizer, juga gak boleh jajan di luar," ucapnya.
Kepala SMP Negeri 1 Tambun Selatan, Annisah mengatakan pihaknya menerapkan prokes ketat dalam kegiatan PTM terbatas ini. Kehadiran siswa dalam satu kelas diterapkan 50 persen, yang disesuaikan dengan nomor urut absensi.
"Jadi mereka akan belajar selama satu minggu, dengan ketentuan satu siswa masuk tiga hari, seharinya itu dua jam (08.00-10.00 WIB). Dua jam itu berisi 4 matpel, yang masing-masing berdurasi 30 menit," ujar Annisah.
Karena tidak menyediakan jam istirahat, pihak sekolah memberi kompensasi bagi siswa yang ingin makan ataupun minum dengan menjaga jarak minimal dua meter.
"Anak-anak boleh bawa minum dan makanan kecil di tasnya. Jaga-jaga takut kelaparan, namanya anak-anak. Mereka sudah diajarkan, kalau mau minum atau makan, jaraknya minimal dua meter, jadi mereka bisa buka masker," jelas Annisah.
Selain harus dalam kondisi sehat, kata dia, pihak sekolah hanya memperbolehkan masuk, murid yang mendapat persetujuan tatap muka dari orangtua.
"Dari 1.305 siswa, ada 1 anak yang tidak diizinkan orangtua karena memang kondisi fisiknya betul-betul tidak bisa ikut PTM," ungkapnya.
Â
Upayakan Vaksinasi Siswa
Annisah menambahkan, sejauh ini ada 125 siswa SMP Negeri 1 Tambun Selatan yang sudah divaksin. Pihaknya akan terus berupaya agar seluruh siswa bisa tervaksin, sehingga pembentukan herd immunity khususnya di lingkungan sekolah segera terwujud.
"Di Tambun Selatan tanggal 14 September ada vaksinasi massal sebanyak 5.300. Salah satu titiknya adalah di SMP 1. Jadi kami sedang mendata terus anak-anak kami, karena memang ada juga beberapa yang sudah divaksin di lingkungan mereka," tandasnya.
Â
Advertisement