Liputan6.com, Jakarta - Tren kasus positif Covid-19 di Indonesia yang terus menurun bisa terjadi karena kerja keras semua pihak dalam penanganannya, mendapat apresiasi dunia.
Kuncinya adalah percepatan dan pemerataan vaksinasi, koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam melakukan testing dan tracing, serta gotong royong masyarakat.
Baca Juga
Bahkan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah-sekolah yang diputuskan dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, juga menjadi salah satu wujud semangat kebersamaan bangsa Indonesia.
Advertisement
Momentum ini harus terus dipelihara guna memastikan masyarakat siap hidup berdampingan dengan Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro.
"Turunnya kasus aktif hingga di kisaran 50 ribu orang, capaian vaksinasi yang sudah menembus angka 80 juta untuk dosis pertama dan 45 juga untuk dosis kedua, semua adalah berita menggembirakan dan harus kita pertahankan," ujar Reisa dalam Siaran Pers Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (23/9/2021).
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah belajar dari kesalahan untuk lebih tanggap menghadapi risiko Covid-19 dengan tetap ketat menegakkan protokol kesehatan dan menggencarkan vaksinasi.
"Vaksinasi adalah syarat penting untuk menjalani proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Selain memenuhi target cakupan, pemerataan capaian vaksinasi Covid-19 juga harus diperhatikan, terutama pada kelompok lansia," papar Reisa.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Kerja Sama Semua Pihak
Reisa menyatakan, meski cakupan vaksinasi kategori tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik sangat tinggi, namun kategori lansia yang menerima dosis pertama belum mencapai 30 persen. Sedangkan dosis kedua masih kurang dari 20 persen terhadap sasaran yang ditetapkan.
Ia menyarankan setiap pihak fokus membantu vaksinasi Covid-19 agar makin merata di semua kelompok masyarakat.
"Keberhasilan mempertahankan PPKM Level 2 di beberapa kota besar adalah hasil kerja bersama dengan wilayah-wilayah sekitarnya. Maka keberhasilan pemerataan cakupan vaksinasi pun memiliki prinsip yang sama," ucap Reisa.
Wilayah aglomerasi, menurut Reisa, dapat saling membantu dalam testing, tracing, dan treatment (3T), menjaga mobilitas, mencegah kerumunan, serta memvaksinasi warganya.
"Hal tersebut sejalan dengan prinsip Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa kita aman kalau semua aman karena tidak ada yang aman dari risiko penularan Covid-19 kalau semua orang belum aman oleh vaksinasi," terang dia.
Reisa juga menyoroti kontribusi signifikan dari kelompok relawan, aparat dan anggota masyarakat yang saling membantu, bergotong-royong mencari solusi bersama dalam pengendalian pandemi.
Di antaranya, kolaborasi warga Surabaya untuk menyediakan tabung oksigen dan membagikan bantuan pada mereka yang terdampak. Selain itu, inisiatif masyarakat Surakarta melakukan Jolijolan yang memanfaatkan ruang publik untuk saling mendonasikan atau mengambil barang sesuai yang dibutuhkan secara gratis.
Mulai terlaksananya PTM terbatas juga tak lepas dari momentum kebersamaan di tengah masyarakat, baik dalam hal meminimalisir risiko tertular virus, maupun memastikan kualitas belajar anak.
"Kunci keberhasilan PTM ada di tangan kita, yaitu guru, orangtua, dan murid. Jaga situasi kondusif dalam pengendalian Covid-19," ucap Reisa.
Advertisement
Biasakan Anak Pakai Masker
Terkait dibukanya akses pusat perbelanjaan, terutama kini bagi anak-anak, Reisa mengingatkan masyarakat untuk memilih ruang publik yang mewajibkan akses aplikasi PeduliLindungi.
Tujuannya, kata dia, agar tingkat keamanan dan kenyamanan pengunjung lebih tinggi, diiringi penerapan protokol kesehatan terutama memakai masker.
"Perkenalkan normal sosial baru di mall ini kepada anak-anak kita. Ingat hukum universal masking, semua orang 100 persen harus memakai masker di ruang publik, apalagi kalau jarak aman dan ventilasi terbuka tidak memungkinkan," terang Reisa.
Dalam masa transisi ini, orangtua harus mengajarkan kepada anak bahwa virus Covid-19 akan terus ada. Maka, anak sebaiknya dibiasakan memakai masker dan melaksanakan protokol kesehatan lainnya sebagai cara melindungi diri sendiri dan orang lain.
"Mari kita jaga situasi kondisi yang membaik ini tetap membaik, tetap konsisten bekerja sama untuk menekan Covid-19, dan makin banyak prestasi serta berita gembira yang kita nikmati," pungkas Reisa.
Kasus Covid-19 Melandai, Indonesia Tetap Waspada Gelombang III
Advertisement