6 Fakta Terkait Munculnya Klaster Covid-19 Sekolah Selama PTM Terbatas

Pemerintah saat ini sudah melakukan kebijakan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas meski di tengah pandemi Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Sep 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 08:00 WIB
Suasana Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di SDN Kalisari 05 Jakarta
Guru memberikan materi saat uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 05 Kalisari, Jakarta, Senin (30/8/2021). Pemprov DKI menggelar PTM di tengah pandemi covid-19 mulai 30 Agustus 2021 secara terbatas dengan kapasitas 50 persen pada setiap satuan pendidikan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sudah melakukan kebijakan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas meski di tengah situasi pandemi Covid-19.

Kabar terbaru, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menemukan ada 2,8 persen atau 1.000 lebih sekolah penyelenggara PTM terbatas yang menjadi klaster penularan Covid-19.

Hasil itu berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya terhadap 46.500 sekolah hingga 20 September 2021.

"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, dalam diskusi daring, dikutip Rabu 22 September 2021.

Diungkapkan, 165 atau 2,77 persen sekolah di Jawa Timur menjadi klaster penyebaran Covid-19 selama PTM terbatas tersebut.

Terdapat 917 guru dan tenaga kependidikan serta 2.507 siswa di Jawa Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Berikut fakta-fakta terkait munculnya klaster Covid-19 selama PTM terbatas dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

1. Ada 1.296 Sekolah atau 2,8 Persen Jadi Klaster Baru Covid-19

Uji coba pembelajaran tatap muka hari pertama
Suasana hari pertama uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Kenari 08 Pagi, Jakarta, Rabu (7/4/2021). Pemprov DKI Jakarta mulai melakukan uji coba pembelajaran tatap muka secara terbatas di 100 sekolah mulai 7 hingga 29 April 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat ada 2,8 persen satuan pendidikan penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang menjadi klaster Covid-19.

Hasil itu berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya terhadap 46.500 sekolah hingga 20 September 2021.

"Kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, dalam diskusi daring, dikutip Rabu 22 September 2021.

Jumlah 2,8 persen itu sama dengan 1.296 sekolah yang menyatakan ada klaster Covid-19 pada pelaksanaan PTM terbatas yang telah dilakukan.

 

2. Klaster Sekolah Berdasarkan Jenjang

Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Jakarta
Siswa mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) perdana di SD Negeri 14 Pondok Labu, Jakarta, Senin (30/8/2021). Adapun seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang menerapkan PTM Terbatas mulai hari ini wajib telah divaksinasi COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jumeri menjelaskan, jumlah tersebut sudah mencakup seluruh jenjang yang ada, mulai dari PAUD, SD, SMA, SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Jumeri menuturkan, untuk jenjang pendidikan SD, dari 20.913 sekolah yang menjadi responden, 2,78 persen di antaranya atau 581 sekolah menyatakan terdapat klaster Covid-19 pada pelaksanaan PTM terbatas. Jumlah PTK yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 3.174 orang dan jumlah peserta didik yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 6.908 orang.

Selanjutnya jenjang pendidikan SMP, dari 7.085 sekolah yang menjadi responden, 241 sekolah di antaranya menyatakan terdapat klaster Covid-19 pada kegiatan PTM terbatas atau 3,40 persen dari keseluruhan responden di jenjang pendidikan SMP. Untuk jumlah PTK dan peserta didik yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 1.502 orang PTK dan 2.220 orang peserta didik.

Kemudian, jenjang pendidikan dengan persentase terbesar ditemukan klaster Covid-19 adalah SMA. Dari 2.358 SMA yang menjadi responden, 107 sekolah menyatakan ada klaster pada kegiatan PTM terbatas atau 4,54 persen dari keseluruhan responden di jenjang pendidikan SMA. Ada 794 PTK dan 1.915 peserta didik yang menjadi bagian dari klaster tersebut.

Lalu, di tingkat SMK, dari total 2.267 responden, 70 di antaranya atau 3,09 persennya menyatakan terdapat klaster Covid-19 di sekolah setelah kegiatan PTM terbatas. Ada 609 PTK dan 1.594 peserta didik yang terpapar Covid-19 pada jenjang pendidikan SMK ini.

Di tingkat PAUD, dari 12.994 sekolah yang menjadi responden, 1,94 persen di antaranya atau 252 sekolah menyatakan ada klaster Covid-19 pada kegiatan PTM terbatas yang telah dilaksanakan. Dari angka tersebut, ada 953 PTK dan 2.007 peserta didik yang berstatus positif Covid-19.

Berikutnya, untuk di SLB, dari 391 sekolah yang menjadi responden, ada 13 sekolah yang menyatakan terdapat klaster Covid-19 setelah PTM terbatas dilaksanakan. Dari klaster tersebut terdapat 131 PTK dan 112 peserta didik yang berstatus positif Covid-19.

3. Lebih Dari 15 Ribu Siswa dan 7 Ribu Guru Positif Covid-19

Banner Infografis Klaster Covid-19 Bermunculan di Sekolah Selama PTM Terbatas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Klaster Covid-19 Bermunculan di Sekolah Selama PTM Terbatas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Dipaparkan Jumeri, terdapat 7.287 guru dan tenaga kependidikan yang terkonfirmasi Covid-19 selama menggelar PTM terbatas.

Total ada 47.005 sekolah yang mengisi survei. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 atau setara 2,77 persen.

Adapun rincian klaster Covid-19 per jenjang sekolah adalah sebagai berikut:

- PAUD : 1,91 persen ditemukan klaster Covid-19 atau setara 251 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jumlah guru dan siswa PAUD yang terkonfirmasi Covid-19 masing-masing sebanyak 956 guru dan 2.006 peserta didik.

- SD : 2,77 persen ditemukan klaster Covid-19 pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Angka itu sebanyak 583 SD. Jumlah guru dan siswa SD yang terkonfirmasi Covid-19 selama PTM terbatas sebanyak 3.166 guru dan 6.928 siswa.

- SMP: 3,42 persen ditemukan klaster Covid-19 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat gelaran PTM terbatas. Jumlah itu setara 244 SMP. Adapun guru dan siswa SMP yang terinfeksi Covid-19 selama PTM terbatas masing-masing sebanyak 1.482 untuk guru dan 2.201 untuk siswa.

- SMA: 4,55 persen Sekolah Menengah Atas (SMA) dilaporkan menjadi klaster penularan Covid-19 selama menggelar PTM terbatas. Angka ini setara 109 SMA. Terdapat 797 guru dan 1.934 siswa SMA yang terkonfirmasi positif Covid-19.

- SMK: 3,07 persen ditemukan klaster Covid-19 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat pelaksanaan PTM terbatas. Jumlah ini sebanyak 71 SMK. Sementara terdapat 605 guru dan 1.590 siswa SMK yang terkonfirmasi Covid-19.

- SLB: 3,27 persen jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) dilaporkan telah terjadi klaster Covid-19 selama PTM terbatas. Jumlahnya sebanyak 13 SLB. Terdapat 135 guru dan 112 siswa SLB yang terkonfirmasi Covid-19.

 

4. Jawa Timur Paling Banyak Klaster Covid-19

Antusiasme Murid Kelas 1 SD Ikuti Pembelajaran Tatap Muka
Suasana murid kelas 1 mengikuti PTM Terbatas di SDN Malaka Jaya 07 Pagi, Klender, Jakarta, Senin (30/8/2021). Di SDN Malaka Jaya 07 Pagi kegiatan PTM dibagi atas dua sesi yang masing-masing kelas rata-rata terdiri dari 10 murid dengan durasi belajar 2-3 jam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Jawa Timur menjadi provinsi paling banyak melaporkan temuan klaster Covid-19 di sekolah selama gelaran PTM terbatas.

Terdapat 917 guru dan tenaga kependidikan serta 2.507 siswa di Jawa Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Temuan klaster paling tinggi berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD), yakni sebanyak 65 sekolah. Terdapat 235 guru dan tenaga kependidikan SD di Jawa Timur yang positif Covid-19. Serta 831 siswa SD yang juga positif Covid-19.

Pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jawa Timur mencatat temuan klaster Covid-19 sebanyak 51 sekolah. Terdapat 274 guru dan tenaga kependidikan dan 511 siswa pada jenjang PAUD yang positif Covid-19.

Sementara pada janjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 23 sekolah menjadi klaster Covid-19. Dengan 171 guru dan tenaga kependidikan serta 236 siswa SMP yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pada janjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jawa Timur masing-masing mencatat temuan klaster sebanyak 8, 16, 1 sekolah.

 

5. Sebaran Lengkap

FOTO: Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Tangerang
Siswa mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMAN 1 Kota Tangerang, Banten, Senin (6/9/2021). Dinas Pendidikan Provinsi Banten uji coba PTM di SMA di Kota Tangerang secara terbatas dengan sistem bergiliran serta menerapkan protokol kesehatan ketat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jawa Timur tercatat mendominasi temuan klaster penularan Covid-19 pada sekolah ini. Sebanyak 165 atau 2,77 persen sekolah di Jawa Timur menjadi klaster penyebaran Covid-19 selama PTM terbatas.

Hal itu diakibatkan adanya 917 guru dan tenaga kependidikan serta 2.507 siswa di Jawa Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19 selama jalannya PTM terbatas.

Berikut sebaran temuan klaster Covid-19 di seluruh provinsi Tanah Air:

DKI Jakarta: 25 sekolah (2,77 persen).

Jawa Barat: 149 sekolah (2,25 persen).

Jawa Tengah: 131 sekolah (3,70 persen)

DI Yogyakarta: 41 sekolah (3,77 persen)

Jawa Timur: 165 sekolah (2,11 persen)

Aceh : 30 sekolah (2,95 persen)

Sumatera Utara: 52 sekolah (2,43 persen)

Sumatera Barat: 51 sekolah (3,88 persen)

Riau: 29 sekolah (2,82 persen)

Jambi: 30 sekolah (3,27 persen)

Sumatera Selatan: 32 sekolah (3,43 persen)

Lampung: 43 sekolah (3,79 persen)

Kalimantan Barat: 50 sekolah (3,16 persen)

Kalimantan Tengah: 49 sekolah (4,94 persen)

Kalimantan Selatan: 29 sekolah (2,64 persen)

Kalimantan Timur: 19 sekolah (4,63 persen)

Sulawesi Utara: 8 sekolah (1,97 persen).

Sulawesi Tengah: 18 sekolah (3,16 persen)

Sulawesi Selatan: 33 sekolah (1,25 persen)

Sulawesi Tenggara: 5 sekolah (0,98 persen)

Maluku: 8 sekolah (1,90 persen)

Bali: 9 sekolah (1,21 persen)

Nusa Tenggara Barat: 32 sekolah (3,06 persen)

Nusa Tenggara Timur: 104 sekolah (6,08 persen)

Papua: 31 sekolah (6,75 persen)

Bengkulu: 15 sekolah (3,59 persen)

Maluku Utara: 6 sekolah (2,71 persen)

Banten: 44 sekolah (2,59 persen)

Kepulauan Bangka Belitung: 16 sekolah (6,69 persen)

Gorontalo: 15 sekolah (2,77 persen)

Kepulauan Riau: 13 sekolah (4,05 persen)

Papua Barat: 9 sekolah (5 persen)

Sulawesi Barat: 2 sekolah (0,72 persen)

Kalimantan Utara: 9 sekolah (2,79 persen).

 

6. PTM Terbatas Tak Akan Dihentikan

FOTO: Mendikbud - DPR Evaluasi Belajar dari Rumah hingga Kesiapan Rekrutmen Guru Honorer
Mendikbud Nadiem Makarim (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet serta isu-isu kesiapan rekrutmen guru honorer tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ribuan sekolah menjadi klaster Covid-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas diberlakukan.

Namun Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim memastikan, pembelajaran tatap muka tidak dihentikan.

Hanya saja, Kemendikbudristek akan terus memonitor kasus penyebaran dan penularan Covid-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.

"Itu terus kita monitor. Bukan berarti PTM-nya akan diundur, masih harus jalan. PTM Terbatas masih dilanjutkan," ujar Nadiem kepada wartawan di DPR RI, Kamis 23 September 2021.

Sekolah yang tetap menggelar pembelajaran tatap muka terbatas diminta Nadiem untuk menguatkan protokol kesehatan. Sekolah juga diminta terbuka kepada pemerintah kondisi di lingkungannya.

Nadiem mengatakan, sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka terbatas harus segera menutup sekolah jika ditemukan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Protokol kesehatan harus dikuatkan, tapi sekolahnya masing-masing kalau ada kasus klaster ya harus ditutup segera," tegas Nadiem Makarim.

Klaster Covid-19 Bermunculan di Sekolah Selama PTM Terbatas

Infografis Klaster Covid-19 Bermunculan di Sekolah Selama PTM Terbatas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Klaster Covid-19 Bermunculan di Sekolah Selama PTM Terbatas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya