8 Pernyataan Polisi Usai Tabrakan Beruntun Transjakarta di Jalan MT Haryono, Cawang

Bus Transjakarta mengalami tabrakan beruntun pada Senin 25 Oktober 2021 di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 26 Okt 2021, 10:32 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 10:32 WIB
Kecelakaan beruntun di MT Haryono, Jakarta Timur yang melibatkan Bus Transjakarta di jalan MT Haryono (Istimewa)
Kecelakaan beruntun di MT Haryono, Jakarta Timur yang melibatkan Bus Transjakarta di jalan MT Haryono (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bus Transjakarta mengalami tabrakan beruntun pada Senin 25 Oktober 2021 di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur.

Akibat tabrakan beruntun tersebut, dua orang meninggal dunia, yaitu satu sopir Transjakarta dan satu penumpang serta puluhan lainnya luka-luka.

Dijelaskan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, hingga saat ini penyebab kecelakaan masih diselidiki.

Kecelakaan mulanya terjadi karena salah satu bus Transjakarta sedang berhenti di salah satu halte dekat Terminal Cawang. Di saat bersamaan, melaju bus Transjakarta lain. Kecelakaan tak terhindarkan.

"Di mana ada kendaraan Transjakarta sedang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang kemudian dari belakang ditabrak oleh kendaraan TransJakarta lainnya," ujar Sambodo di Kantor Subdit Bin Gakkum, Senin 25 Oktober 2021.

Guna menceri tahu penyebab kecelakaan, Sambodo menyebut pihaknya bekerjasama dengan tim Traffic Accident Analysis (TAA).

Pihaknya juga mengumpulkan rekaman CCTV yang ada di bus Transjakarta dan sekitar lokasi kejadian.

"Kan di busway ada CCTV hadap depan dan belakang. Dan CCTV di sekitar," kata Sambodo.

Berikut 6 pernyataan polisi usai terjadinya tabrakan beruntun bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur dihimpun Liputan6.com:

 


1. Detik-Detik Kecelakaan

Dua armada bus Transjakarta (TJ) bertabrakan di Jalur Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur. 37 orang alami luka-luka dan 2 meninggal akibat kecelakanan tersebut.
Dua armada bus Transjakarta (TJ) bertabrakan di Jalur Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur. 37 orang alami luka-luka dan 2 meninggal akibat kecelakanan tersebut. (Istimewa)

Kecelakaan lalu lintas melibatkan bus Transjakarta terjadi di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, pada Senin 25 Oktober 2021. Penyebab kecelakaan masih diselidiki pihak kepolisian.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menerangkan kecelakaan mulanya terjadi karena salah satu bus Transjakarta sedang berhenti di salah satu halte dekat Terminal Cawang. Di saat bersamaan, melaju bus Transjakarta lain. Kecelakaan tak terhindarkan.

"Di mana ada kendaraan Transjakarta sedang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang kemudian dari belakang ditabrak oleh kendaraan TransJakarta lainnya," kata dia di Kantor Subdit Bin Gakkum.

Sambodo menerangkan, kecelakaan merenggut dua korban jiwa. Sementara, 37 lain luka-luka.

"Korban ada 39 orang, dua meninggal dunia, 37 luka. Nah 37 luka ini sedang kita data berapa yang luka berat dan luka ringan," ucap dia.

 


2. Ungkap Bus yang Ditabrak Terseret Lebih dari 15 Meter

Mengajak Masyarakat Disiplin Protokol Covid-19 Lewat Mural Inbox
Bus transjakarta melintasi mural bertema protokol kesehatan Covid-19 yang menghiasi tiang pancang jalan tol di Jalan Ahmad Yani, Jakarta, Minggu (13/12/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ada dua bus Transjakarta yang terlibat kecelakaan beruntun. Sambodo mengatakan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya turun tangan melakukan penyelidikan.

"Kita masih terus melakukan penyelidikan," ucap dia.

Sambodo menerangkan, dugaan sementara penyebabnya karena salah satu sopir bus mengantuk saat mengemudikan kendaraan.

Namun demikian hal itu masih perlu didalami. Mengingat, kondisi bus Transjakarta yang ditabrak terseret hingga 15 meter.

"Di Tempat Kejadian Perkara (TKP) kendaraan yang ditabrak dari belakang itu terseret cukup jauh kurang lebih 15 meter," terang dia.

 


3. Tak Ada Upaya Pengereman, Dugaan Sementara Human Error

THUMBNAIL TRANSJAKARTA
THUMBNAIL TRANSJAKARTA

Sambodo mengungkapkan, diduga salah satu pengemudi bus Transjakarta tidak mengerem sehingga menghantam kendaraan yang ada di depannya.

"Kami melihat tadi kendaraan yang di depannya terdorong cukup jauh kelihatannya ini tidak ada upaya pengereman," kata ucap dia.

Sehingga berdasarkan analisis sementara, lanjut Sambodo, kecelakaan bisa terjadi akibat human error atau kesalahan manusia.

"Kita akan melihat apakah ini human error, artinya bisa saja si sopir ngantuk atau melamun atau tidak konsentrasi dan sebagainya, atau bisa juga ini vehicle error, artinya kerusakan pada rem, rem tidak berfungsi, remnya blong dan sebagainya," terang dia.

 


4. Gandeng Tim Ahli dan Teknis

FOTO: Proyek Revitalisasi Stasiun Manggarai Hampir Rampung
Bus Transjakarta melintas di depan Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (30/9/2021). Pemrov DKI Jakarta terus menggebut proyek revitalisasi atau penataan kawasan Stasiun Manggarai. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Terkait hal tersebut, menurut Sambodo, pihaknya akan menggandeng tim ahli dan tim teknis sesuai dengan jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan.

Sambodo menyebut, keterlibatan mereka untuk mencari dua alat bukti siapa yang dinilai harus bertanggung jawab atas insiden kecelakaan itu. Dalam hal ini, sangkaannya adalah Pasal 310 atau 311 Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

"Nanti kita lihat, kita kan belum tau apakah dia Pasal 310 kelalainya atau Pasal 311 kesengajaan, atau pasal berapa," ucap dia.

 


5. Analisis CCTV

Kamera Pengawas di dalam Rumah Diretas, Ribuan Video Warga Singapura Disebar Lewat Situs Porno
Ilustrasi kamera pengawas CCTV. (dok. Foto Tobias Tullius/Unsplash)

Sambodo menyebut, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya masih menginvestigasi penyebab tabrakan beruntun dua bus Transjakarta. Salah satunya dengan menganalisis rekaman CCTV.

"Nanti kami pelajari CCTV yang ada di dalam Transjakarta kan ada CCTV di depan dan belakang termasuk CCTV sekitar TKP bagaimana proses terjadinya, dan kecepatannya karena harusnya jelang halte ada SOPnya," papar dia.

Sambodo mengatakan, penyelidikan kasus tabrakan beruntun dilakukan secara mendalam termasuk menggali potensi human error.

Menurut dia, pihak kepolisian tidak hanya fokus pada kecelakaan lalu lintas semata, tapi agar pihak terkait melakukan evaluasi sistem kerja bus Transjakarta, supaya kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari.

"Kenapa dia ngantuk, kapan dia terakhir beristirahat, bagaimana sistem kerjanya, diberikan kesempatan tidak driver-nya istirahat, kita akan teliti semuanya," ujar Sambodo.

 


6. Kerahkan Tim Traffic Accident Analysis dan Lakukan olah TKP

DKI Jakarta Raih Kota Terbaik Dunia Bidang Transportasi
Bus Transjakarta saat melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (1/11/2020). DKI Jakarta meraih penghargaan sebagai Kota Terbaik dunia di bidang inovasi transportasi dalam ajang Sustainable Transport Award (STA) 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sambodo menerangkan, olah TKP bersama tim Traffic Accident Analysis (TAA) akan dilakukan pada hari ini, Selasa (26/10/2021).

"Kami sudah koordinasi kemungkinan bssok akan dilakukan Tim Traffic Accident Analysis," kata dia.

Di sisi lain, pihaknya juga mengumpulkan rekaman CCTV yang ada di bus Transjakarta dan sekitar lokasi kejadian.

"Kan di busway ada CCTV hadap depan dan belakang. Dan CCTV di sekitar," kata Sambodo.

 


7. Periksa Sampel Darah Sopir Bus Transjakarta

Transjakarta Targetkan Semua Armada Gunakan Bus Listrik
Bus Transjakarta antre saat melintasi Shelter Harmoni, Jakarta, Kamis (5/11/2020). PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan di tahun 2030 seluruh armada merupakan bus listrik. Diharapkan total bus listrik mencapai 12.120 unit diakhir tahun 2030. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengambil sampel darah salah satu sopir bus Transjakarta yang meninggal pascatabrakan beruntun.

Dikatakan Sambodo, pengambilan sampel dalam rangka menyelidiki penyebab kecelakaan. Sambodo menyebut, hanya satu sampel yang akan diteliti oleh pihak terkait.

"Iya yang sudah meninggal (ambil sampel)," terang dia.

Dia mengatakan, pengambilan sampel tersebut untuk mengetahui ada tidaknya kandungan narkoba di dalam darah. Kaitannya, untuk menjawab faktor penyebab kecelakaan bus Transjakarta apakah karena human error atau vehicle error.

"Apakah dipengaruhi oleh narkoba, alkohol, kan ada di tes darah, belum keluar hasilnya," ucap Sambodo.

 


8. Akan Panggil Pihak Manajemen

Jakarta Tarik Rem Darurat, Ganjil Genap Ditiadakan dan Transportasi Umum Dibatasi
Bus Transjakarta mengambil penumpang di Halte Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (10/7/2020). Pemprov DKI Jakarta kembali tiadakan aturan ganjil genap berdasarkan nomor polisi kendaraan seiring penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Senin (14/9/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sambodo kmudian menegaskan, pihaknya berencana memanggil manajemen Transjakarta terkait tabrakan beruntun tersebut.

"Iya nanti pihak manajemen Transjakarta kami periksa," kata dia.

Menurut dia, ada dua dugaan dalam kecelakaan bus Transjakarta ini, yakni human error dan vehicle error. Yang bisa memang kelalaian pengemudi atau kendaraannya.

Sambodo mengatakan, seandainya kesimpulan adalah karena human error maka yang didalami ialah jam kerja pengemudi.

"Misal ternyata human error, akibat mengantuk hilang konsentrasi ditanya kenapa dia hilang konsen, kapan terakhir dia nyetir dan jam berapa istirahat dipengaruhi narkoba atau alkohol atau tidak," ujar dia.

Sambodo menambahkan, kalau ternyata vehicle error, maka nanti akan dicek kembali.

"Kami lihat nanti, apakah rem blong. kami tanya kok bisa rem blong apa gak dirawat. Kami akan cek kapan terakhir bus dirawat bagaimana sistem lainnya," tegas Sambodo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya