Sekda DKI: Sumur Resapan di Jakarta Efektif untuk Pengendalian Banjir

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyatakan pihaknya akan terus melakukan evaluasi terkait penanggulangan banjir di Ibu Kota.

oleh Ika Defianti diperbarui 10 Nov 2021, 20:24 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 20:24 WIB
FOTO: Pembersihan Sampah Banjir Rob
Petugas PPSU membersihkan sampah saat terjadi banjir rob di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Walau terendam banjir rob, petugas PPSU tetap sigap bersihkan sampah yang mengambang terbawa air laut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali menyatakan pengendalian banjir di Ibu Kota tak hanya mengandalkan dari sumur resapan saja. Kata dia terdapat sejumlah langkah yang telah dilakukan Pemprov DKI.

"Iya, bukan cuma sumur resapan, ada juga pembersihan saluran air, pengerukan sungai dan seterusnya. Nanti tanya teman-teman di SDA dan di beberapa dinas yang lain," kata Marullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021).

Mantan Wali Kota Jakarta Selatan ini mengakui terdapat sejumlah sumur resapan yang belum berfungsi secara optimal. Sebab terdapat sejumlah sumur resapan yang masih dalam proses pembangunan.

Kendati begitu, Marullah menilai sumur resapan di Jakarta efektif untuk pengendalian banjir.

"Sebenarnya efektif, efektif di beberapa tempat sudah jalan, efektif sekali. Kita juga lihat ada beberapa yang masih dalam taraf pembangunan yang belum selesai, kita selesaikan," jelas dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyatakan pihaknya akan terus melakukan evaluasi terkait penanggulangan banjir di Ibu Kota. Pemprov DKI telah menetapkan target banjir surut enam jam sejak 2020.

"Karena kalau kita tidak memiliki itu ukuran target, maka kita akan kerja tanpa ada ukuran capaian. Targetnya dua, satu tidak boleh ada korban jiwa, kedua sesudah kembalinya garis normal sesudah itu enam jam," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 2 November 2021. 

 

Penjelasan Target 6 Jam Banjir Surut

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan target enam jam dihitung setelah hujan dengan intensitas di atas 100 mm/hari berhenti.

Sedangkan untuk wilayah yang berada di dekat sungai waktu enam jam dihitung setelah aliran sungai kembali ke titik normal.

"Jadi kita menetapkan target untuk setelah hujan berhenti. Bila hujannya di atas 100 mm/hari maka harus dipompa, dikeringkan diberikan target enam jam. Kalau di bawah 100 mm hujannya maka seharusnya tidak terjadi banjir. Tentunya ada sesuatu yang salah di dalam manajemen," papar dia.

Selain itu, Anies juga memasang indikator batas maksimal tinggi muka air di sungai. Sebab ketika muka air sungai tak kunjung turun, maka target surut enam jam tidak akan terlaksana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya