Korban Meninggal Akibat Erupsi Gunung Semeru Bertambah Jadi 14 Orang

Dari jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru tersebut, belum semua jasad teridentifikasi.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 05 Des 2021, 19:23 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 19:21 WIB
Saat Warga Selamatkan Benda Tersisa dari Amukan Erupsi Gunung Semeru
Warga membawa barang miliknya di daerah yang tertutup abu vulkanik setelah letusan gunung Semeru di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Sementara 41 orang mengalami luka-luka akibat bencana tersebut. (AP Photo/Trisnadi)

Liputan6.com, Jakarta Korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur bertambah satu jiwa. Hingga kini total korban menjadi 14 jiwa.

"Jumlah korban meninggal dunia terdata berjumlah 14 orang," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam jumpa pers virtual, Minggu (5/12/2021).

Ada pun rincian korban, dua dari Desa Supiturang, lima berada di RS Haryoto Lumajang, lima jasad di RS Bhayangkara Lumajang, dan dua lainnya di Desa Sumber Wuluh.

Dari jumlah tersebut, belum semua jasad meninggal teridentifikasi.

"Artinya jumlah total korban bertambah satu orang dari rilis yang kita keluarkan tadi siang," kata Abdul.

Sebelumnya, BNPB menyebut korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru sebanyak 13 orang. Abdul Muhari mengatakan, informasi tersebut dia terima langsung dari Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto yang bertolak ke lokasi bencana.

"Berdasarkan informasi langsung pukul 09.20 WIB dari Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang saat ini sedang menuju Lumajang, total 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (5/12/2021).

Abdul Muhari menyebut, dari 13 jiwa meninggal, baru dua yang terindentifikasi. Dua korban meninggal teridentifikasi berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

 

41 Orang Luka-Luka

Dia mengatakan, sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.

"Sementara itu, warga luka lainnya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal di antaranya terdapat dua orang ibu hamil," jelas Abdul. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya