Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu 4 Desember 2021 meletus dan terus aktif hingga saat ini.
Bahkan diungkap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 14 korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru. Data itu dihimpun pada Minggu 5 Desember 2021, pukul 17.30 WIB.
"BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang terkait pemutakhiran data dampak erupsi," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB Abdul Muhari dalam Konferensi Pers: Perkembangan Hari Kedua Pasca Erupsi Gunung Semeru di Graha BNPB, Jakarta, Minggu 5 Desember 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, sebanyak 27 orang hilang akibat meletusnya Gunung Semeru. Total korban meninggal dunia pun hingga hari ini, Senin (6/12/2021) menjadi 15 orang.
Rinciannya, 8 korban meninggal teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro.
"Posko Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).
Berikut 5 perkembangan terkini usai meletusnya Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 dihimpun Liputan6.com:
1. Bandara di Malang dan Surabaya Beroperasi Normal
Penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh di Malang dan Bandara Juanda di Surabaya tetap beroperasi normal, pasca erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Ini diungkapkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto.
Dia memastikan akan terus memantau intensif kondisi terkini dari dampak erupsi Gunung Semeru yang bisa berdampak ke sektor penerbangan.
"Kami akan terus memantau perkembangan erupsi Gunung Semeru. Untuk penerbangan di Bandar Udara Abdulrachman Saleh di Malang, hingga saat ini tetap berjalan normal," kata Novie dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 5 Desember 2021.
Pemantauan tersebut, kata dia, dengan melibatkan instansi lain, seperti Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Penyelenggara Bandar Udara.
Berdasarkan hasil monitoring pada ASTHAM Perum LPPNPI yang bersumber dari VAAC Darwin yang terbit jam 09.40 UTC (16.40 WIB), diinformasikan bahwa sebaran abu vulkanik Gunung Semeru mengarah ke barat daya dengan kecepatan 50 knot.
"Tidak terdapat bandara dan ATS route yang terdampak Volcano Ash (VA). Bandara di Malang berjarak 9 NM dari area VA. Saat ini, operasional penerbangan tetap berjalan normal dan akan terus dilakukan monitoring intensif serta penyiapan langkah-langkah contingency sesuai ketentuan yang berlaku," ujarnya.
Meski demikian, dia mengimbau kepada Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya dan seluruh pemangku kepentingan penerbangan agar terus memonitor informasi terkini.
Kemudian memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan pasca erupsi Gunung Semeru.
"Kita tetap harus waspada terhadap dampak dari abu vulkanik. Terus tingkatkan koordinasi dan bersiaga dengan perkembangan aktivitas erupsi Gunung Semeru yang dapat berpotensi mempengaruhi kegiatan operasional penerbangan," tutup Novie.
Advertisement
2. Sebanyak 1.117 Personel Gabungan Diturunkan
Polri menurunkan sebanyak 1.117 personel gabungan demi membantu penanganan bencana erupsi Gunung Semeru. Sejauh ini seluruh kementerian hingga lembaga terkait tengah bekerja sama membantu warga terdampak.
"Jumlah kekuatan yg diterjunkan sebanyak 1.117 personel," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi.
Dedi menyebut, jumlah tersebut terdiri dari 945 personel Mako Brimob, satuan wilayah Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, Polda Jawa Timur, dan Polda Bali.
Kemudian dari Satuan K9 ada enam ekor anjing dengan 12 pawang, serta 60 anggota Sabhara dari Laks Operasi Kemanusiaan.
"Termasuk sarana prasarana pendukung seperti dapur lapangan, ambulans, peralatan DVI dan Inavis, kendaraan operasional pendukung evakuasi korban, dan kendaraan angkut personel," jelas Dedi.
3. Ada 2.970 Rumah Warga Terdampak Gunung Semeru Erupsi
Sebanyak 2.970 rumah warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terdampak erupsi Gunung Semeru berupa awan panas guguran. Akibatnya, ribuan warga mengungsi di sejumlah sekolah dan kantor desa.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Minggu 5 Desember 2021 menjelaskan, selain rumah, juga ada 13 fasilitas umum yang rusak.
"Hingga hari ini pukul 17.00 WIB untuk kerusakan rumah tercatat sebanyak 2.970 rumah dan 13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah juga mengalami kerusakan," katanya, melansir dari Antara.
Advertisement
4. Jembatan Putus, Ribuan Warga Mengungsi
Dijelaskan Wawan, dampak materiil akibat awan panas guguran Gunung Semeru, yakni jembatan Gladak Perak jalur utama arah Lumajang - Malang lewat selatan terputus total sehingga warga di dua kecamatan yakni Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari terisolasi, sehingga tidak ada akses jalan lagi menuju Kota Lumajang.
"Akses jalan menuju lokasi pengungsi masih tertutup hujan yang disertai abu vulkanik Gunung Semeru yang masih cukup tebal," kata Wawan.
Ribuan warga di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, mengungsi ke masjid, sekolah dan kantor desa, serta di titik-titik yang dianggap aman.
Di Kecamatan Pronojiwo tercatat jumlah pengungsi sebanyak 305 orang yang tersebar di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng, Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip, dan sebagian warga mengamankan diri di rumah keluarganya di sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus.
Kemudian di Kecamatan Candipuro tercatat jumlah pengungsi sebanyak 409 orang yang tersebar di Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung renteng dan Dusun Kajarkuning di Desa Sumberwuluh, dan di Kantor Camat Candipuro.
Di Kecamatan Pasirian juga terdapat pengungsi sebanyak 188 orang yang tersebar di Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman, dan Masjid Nurul Huda.
"Dapur Umum sudah berdiri di Balai Desa Penanggal yang dikomando oleh PMI dan di Balai Desa Sumberwuluh oleh Tagana Dinsos, di Kecamatan Pronojiwo (Oro Oro Ombo dan Supiturang)," jelas Wawan.
5. Total Korban Meninggal 15, Luka 56, dan 27 Orang Hilang
Sebanyak 27 orang hilang akibat meletusnya Gunung Semeru. Jumlahnya bertambah 18 dari data Minggu (5/12/2021) yang tercatat 9 orang hilang.
"Posko Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).
Hingga saat ini, total 15 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Rinciannya, 8 korban meninggal teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro.
Abdul menjelaskan, total korban terdampak awan panas guguran Gunung Semeru sebanyak 5.205 jiwa. Tercatat 1.707 jiwa mengungsi di 19 titik.
19 Titik tersebut yakni Sekolah Dasar Negeri (SDN) Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo), dan Balai Desa Oro Oro Ombo.
Kemudian Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng, dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo.
(Yunita Wisikaningsih)
Advertisement