Bandara di Malang dan Surabaya Beroperasi Normal, Tak Terimbas Erupsi Gunung Semeru

Kemenhub akan terus memantau intensif kondisi terkini dari dampak erupsi Gunung Semeru yang bisa berdampak ke sektor penerbangan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 05 Des 2021, 17:29 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 17:29 WIB
Bandara Abdul Rachman Saleh Malang
Bandara Abdul Rachman Saleh Malang menambah jam operasi setelah ada kerjasama dengan TNI AU (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh di Malang dan Bandara Juanda di Surabaya tetap beroperasi normal, pasca erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Ini diungkapkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto.

Dia memastikan akan terus memantau intensif kondisi terkini dari dampak erupsi Gunung Semeru yang bisa berdampak ke sektor penerbangan.

“Kami akan terus memantau perkembangan erupsi Gunung Semeru. Untuk penerbangan di Bandar Udara Abdulrachman Saleh di Malang, hingga saat ini tetap berjalan normal," kata Novie dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (5/12/2021).

Pemantauan tersebut, kata dia, dengan melibatkan instansi lain, seperti Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Penyelenggara Bandar Udara.

Berdasarkan hasil monitoring pada ASTHAM Perum LPPNPI yang bersumber dari VAAC Darwin yang terbit jam 09.40 UTC (16.40 WIB), diinformasikan bahwa sebaran abu vulkanik Gunung Semeru mengarah ke barat daya dengan kecepatan 50 knot.

“Tidak terdapat bandara dan ATS route yang terdampak Volcano Ash (VA). Bandara di Malang berjarak 9 NM dari area VA. Saat ini, operasional penerbangan tetap berjalan normal dan akan terus dilakukan monitoring intensif serta penyiapan langkah-langkah contingency sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.

Meski demikian, dia mengimbau kepada Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya dan seluruh pemangku kepentingan penerbangan agar terus memonitor informasi terkini.

Kemudian memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan pasca erupsi Gunung Semeru.

“Kita tetap harus waspada terhadap dampak dari abu vulkanik. Terus tingkatkan koordinasi dan bersiaga dengan perkembangan aktivitas erupsi Gunung Semeru yang dapat berpotensi mempengaruhi kegiatan operasional penerbangan,” ungkapnya.

 

 

Himbauan

Ketebalan Abu Erupsi Gunung Semeru Tutupi Pemukiman
Reruntuhan jembatan terlihat di lereng, hancur oleh lahar yang mengalir akibat letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (AP Photo/Hendra Permana)

 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyatakan abu vulkanik dari Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sangat berpotensi mempengaruhi aktivitas penerbangan.

Potensi abu vulkanik pada malam hari ini bergerak ke arah barat laut pada ketinggian 0 sampai 30.000 kaki, kemudian hingga di atas 50.000 kaki bergerak ke arah barat.

Namun, berdasarkan hasil pantauan di lapangan saat ini belum terlihat pengaruh dari abu vulkanik yang masuk ke wilayah tersebut.

Sementara itu, Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Gunung Semeru masih dalam status Level II atau "Waspada".

Namun, potensi terjadinya awan panas guguran dinilai masih tinggi, ditambah dengan material lahar dingin yang terus mengalir di daerah aliran sungai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya