Jokowi Resmikan Smelter Nikel di Konawe, Nilai Tambah Meningkat hingga 14 Kali

Dia pun mengingatkan pemerintah daerah, untuk menjaga iklim investasi agar kondusif agar mendapat nilai tambah sesuai harapan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 27 Des 2021, 19:56 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 19:56 WIB
jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan smelter nikel milik PT Gunbuster Nikel Industri (GNI) yang terletak di Morawali Utara, Sulawesi Tengah, Senin (27/12/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan smelter nikel milik PT Gunbuster Nikel Industri (GNI) yang terletak di Morawali Utara, Sulawesi Tengah, Senin (27/12/2021). Jokowi mengatakan smelter nikel ini memiliki kapasitas produksi mencapai 1.800.000 ton per tahun.

"Hari ini kita melihat segera akan kita resmikan smelter yang menghasilkan feronikel dengan kapasitas produksi 1.800.000 ton per tahun. Bayangkan kalau kita hanya mengekspornya dalam bentuk bahan mentah," kata Jokowi saat peresmian di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin.

Untuk itu, dia mengapresiasi pembangunan smelter nikel oleh PT Gunbuster Nickel Industry. Pasalnya, smelter tersebut akan meningkatkan nilai tambah hingga 14 kali.

"Ini akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit. Dari biji nikel yang diolah menjadi feronikel, nilai tambahnya meningkat 14 kali. Dan jika dari biji nikel diolah menjadi billet stainless steel, akan meningkat nilainya 19 kali lipat. Sebuah nilai yang tidak sedikit," jelasnya.

Jokowi mendapat laporan bahwa eskpor stainless Indonesia tahun ini diprediksi akan melompat menjadi sekitar USD 20,8 miliar. Menurut dia, jumlah ini merupakan lonjakan yang sangat besar.

"Yang biasanya kalau kita ekspor bahan mentah hanya 1 atau sampai 2 miliar. Ini sebuah lompatan yg sangat besar sekali," ujar Jokowi.

Dia pun mengingatkan pemerintah daerah, untuk menjaga iklim investasi agar kondusif agar mendapat nilai tambah sesuai harapan. Disisi lain, Jokowi menuturkan keberadaan smelter nikel akan menghasilkan pajak hingga mendapatkan mapangan pekerjaan.

"Kita akan mendapatkan devisa yang tidak sedikit. Yang biasanya tenaga kerja yang dapat adalah yang negara yang kita kirim bahan mentah. Sekarang tenaga kerja muncul di sini," tuturnya.

 

Memberikan Nilai Tambah

Setidaknya, kata dia, smelter nikel tersebut membutuhkan 27.000 tenaga kerja. Dengan begitu, masyarakat tak hanya melihat bahan mentah yang diekspor namun juga dapat ikut memberikan nilai tambah.

"Sebuah jumlah yang tidak yang sedikit 27.000 itu. Sehingga ini akan muncul industri, industri, industri, industri, industri. 27.000, 30.000. 40.000. Rekrutmen seperti ini yang kita inginkan. Sehingga semua rakyat kita, kita ingin semuanya bekerja," tutur dia.

"Tidak hanya melihat bahan mentah yang diekspor ke negara lain. Tetapi memberikan nilai tambah, lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya pada negara kita," sambung Jokowi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya