Liputan6.com, Jakarta Sepi pelanggan pasca-diresmikan 6 bulan lalu, ratusan pedagang di Pasar Induk Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, melakukan aksi protes lantaran mengaku rugi besar.
Saking sepinya, produk penjualan mereka seperti sayur dan buah-buahan membusuk dan tidak layak jual. Sebagai bentuk protes kepada pemerintah setempat, ratusan pedagang di Pasar Induk Jatiuwung membuang dagangan mereka ke jalan.
Mulai dari sawi, kol, kangkung, tomat, dan berbagai macam sayur lainnya dilemparkan ke jalanan untuk meluapkan kekesalan.
Advertisement
Ketua Forum Pedagang Pasar Induk Jatiuwung, Abdul Majid menjelaskan, pihaknya menuntut pemerintah setempat untuk menutup Pasar Induk Tanah Tinggi. Sebab, pedagang Pasar Induk Tanah Tinggi memang lebih banyak pelanggannya dan sudah berdiri cukup lama.
"Kami dulu jualan juga di sana (Pasar Induk Tanah Tinggi). Mengingat kami pindah ke Jatiuwung karena pemerintah mengatakan bahwa Pasar Tanah Tinggi akan ditutup, sampai sekarang masih berjalan di sana," keluh Abdul.
Abdul Majid yang merupakan pedagang sayur mayur yang pindah dari Pasar Induk Tanah Tinggi ke Pasar Induk Jatiuwung menyebut, pihaknya sangat merugi. Bahkan tidak bisa diukur dalam satuan rupiah saking banyaknya.
"Omzet di sini tidak ada. Intinya kami menuntut kebijakan, kami sudah banting tulang bertahan lima bulan ini," ujarnya.
Â
Cukup Satu Pasar Induk
Pedagang lainnya di Pasar Induk Jatiuwung, Ade Safiyudin mengatakan hal serupa. Dia bersama rekan seperjuangannya ingin pasar induk di Kota Tangerang cukup satu saja yakni di Pasar Induk Jatiuwung.
"Kami jujur menderita dengan adanya dua pasar ini. Jadi kami inginnya, ada kepastian dari pemerintah. Kami sudah turuti permintaan pemerintah loh," kata Ade.
Sebagai informasi, operasional Pasar Induk Jatiuwung tersebut digadang-gadang terbesar di Provinsi Banten karena memiliki luas 43.000 meter persegi.
Â
Advertisement