Tangis Warga Saat Ceritakan Peristiwa Penangkapan di Desa Wadas kepada KSP

Tim yang dikomandani Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko pun mempersilakan masyarakat untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi di Desa Wadas.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 14 Feb 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2022, 08:22 WIB
Tim Kantor Staf Presiden (KSP) turun langsung ke Desa Wadas Jawa Tengah, Minggu (13/2/2022).
Tim Kantor Staf Presiden (KSP) turun langsung ke Desa Wadas Jawa Tengah, Minggu (13/2/2022).(Foto: Dokumen Kantor Staf Presiden atau KSP)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Kantor Staf Presiden (KSP) turun langsung ke Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (13/2/2022) untuk mencari tahu persoalan yang sebenarnya terjadi di Wadas hingga terjadi ketegangan pada beberapa waktu lalu. Nantinya, informasi tersebut akan disampaikan ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Tim KSP bersama beberapa warga dan perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta berbincang-bincang di serambi Masjid Hidayatul Islam. Tim yang dikomandani Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko pun mempersilakan masyarakat untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi di Desa Wadas.

"Kami datang ke sini siap untuk mendengarkan unek-unek warga, silakan ceritakan yang sebenarnya. Yang mau marah-marah, nggeh monggo (juga silakan)," ucap Joko, dikutip dari siaran persnya, Minggu 13 Februari 2022.

Kemudian, warga satu per satu buka suara soal insiden penangkapan hingga alasan penolakan penambangan batu andesit dan pembangunan Bendungan Bener. Sesekali emosi warga tak terkontrol saat menceritakan kronologi peristiwa.

Bahkan, ada masyarakat yang terlihat menangis. Joko memastikan akan melaporkan unek-unek serta cerita masyarakat tersebut kepada Presiden Jokowi.

"Matur suwun (terima kasih) bapak/ibu sudah berkenan menemui kami, dan menyampaikan semuanya. Kami sudah dengar dan catat baik-baik suara bapak/ibu semua. Kami akan sampaikan ke bapak Presiden soal ini," jelas dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Temui Warga Pro dan Kontra

Joko juga menemui beberapa warga yang pro atau setuju atas pembangunan bendungan Bener. Tampak masih ada beberapa anggota Polisi dan TNI yang berjaga di sekitar desa.

"Kami ingin mendapatkan informasi secara menyeluruh seputar kronologi insiden pada Selasa (8 Februari 2022) lalu. Kami juga ingin mendengar bagaimana pendapat mereka soal pembangunan bendungan Bener. Bagi warga yang mendukung, pembangunan bendungan diyakini bisa memberikan banyak manfaat," kata Joko.

Setelah itu, tim Kantor Staf Presiden berkunjung ke dukuh Prajan untuk bertemu warga yang menentang pembangunan Bendungan Bener. Adapun lokasi tersebut menjadi tempat penangkapan warga saat terjadi ketegangan akibat pengukuran bakal lokasi proyek Bendungan Bener di Desa Wadas.

Berdasarkan pantauan tim KSP, sudah tak terlihat lagi penjagaan dari aparat keamanan di lokasi tersebut. Selain itu, aktivitas warga pun terpantau sudah tampak biasa.

 


KSP Dorong Dialog

Joko menegaskan, ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dari verifikasi lapangan KSP terkait insiden di Desa Wadas. Salah satunya, terkait pelaksanaan operasi di lapangan oleh aparat keamanan yang perlu dievaluasi.

"Dan alasan penolakan warga yang didasarkan pada aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya," ujarnya.

"KSP akan mendorong proses dialog intensif antara pemerintah dengan masyarakat desa Wadas, agar sumbatan komunikasi bisa terselesaikan," sambung Joko.

Sebelumnya, tim Kantor Staf Presiden juga menemui Kapolda dan Gubernur Jawa Tengah. Dalam pertemuan itu, tim KSP banyak mendapat informasi terkait prosedur pengamanan, insiden penangkapan warga, hingga duduk perkara pembangunan bendungan bener.

"Kami sudah dapat kepastian dari pak Kapolda, warga yang sebelumnya diamankan sudah dilepaskan kembali, mereka juga diberi bingkisan," ucap Joko.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya