Liputan6.com, Jakarta - BMKG melaporkan terjadi gempa susulan sebanyak 108 kali di wilayah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT. Peristiwa tersebut terjadi sampai hari ini (22/2/2022) pukul 14.31 WITA.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengungkapkan, laporan itu berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga siang ini Selasa 22 Februari 2022 pukul 14.31 WITA,
Baca Juga
"Telah terjadi gempa susulan sebanyak 108 kali," katanya melalui pesan singkat yang diterima Merdeka.com, Selasa (22/2).
Advertisement
Daryono mengatakan, gempa susulan terkini berkekuatan magnitudo 4,8, yang terjadi pada pukul 14.18 WITA. Gempa tersebut menggetarkan Manggarai dalam skala intensitas II hingga III MMI.
"Perlu diingat bahwa wilayah Manggarai-Flores ini adalah kawasan kekosongan gempa besar. Dalam catatan sejarah, gempa besar pemicu tsunami di NTT sejak tahun 1800-an," terangnya.
Menurut Daryono, gempa yang mengguncang Ruteng, Manggarai merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust). Kesimpulan ini berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa.
Tak Berpotensi Tsunami
Dia merujuk pada gempa yang terjadi kemarin pukul 19.35 WIB. Episenter gempa itu berada di posisi koordinat 8,12° LS ; 120,70° BT atau tepatnya di laut pada jarak 54 Km arah Timur Laut Ruteng dengan kedalaman 33 km.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.
Daryono menjelaskan, gempa itu berdampak dan dirasakan di Labuan Bajo, Maumere, Ende, Soa, Ruteng dalam skala intensitas III MMI. Lalu, juga dirasakan di Waingapu, dan Dompu dalam skala intensitas II-III MMI.
Selain itu, BMKG juga menyatakan, gempa tersebut tidak memiliki potensi tsunami. Gempa yang menggetarkan Manggarai itu, kendati dirasakan kuat namun belum berpotensi merusak.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement