Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat terhadap penggunaan transportasi publik mulai meningkat. Indikatornya adalah, dalam satu hari penumpang transportasi publik di Jakarta mencapai 1 juta per hari.
Dalam forum U20 yang mengangkat tema Jakarta E-Mobility, Anies menjelaskan jumlah penumpang transportasi umum sebanyak 1 juta orang dalam satu hari merupakan capaian positif.
Sebab menurutnya, berdasarkan data penumpang pada 2017-2018, jumlah penumpang kurang dari 1 juta orang per hari. Dia mengatakan, penambahan jumlah penumpang diikuti dengan penambahan kapasitas armada.
Advertisement
"Kalau kita bisa menambah kapasitas 2 sampai 3 kali itu menunjukan perubahan kebiasaan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik," kata Anies dikutip melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Dia berujar, mengubah paradigma masyarakat agar beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik bukan satu upaya sederhana. Segala penunjang infrasrtuktur dan fasilitas perlu disediakan terlebih dahulu sebagai pemantik.
Anies menyebutkan, saat ini Jakarta memiliki 63 titik bike sharing, dan telah melakukan penataan trotoar sejak 2018-2020 sepanjang 364 km.
Dari segala persiapan infrastruktur tersebut, Anies mengatakan hasilnya sudah dapat terlihat signifikan dari tahun ke tahun. Ia kemudian merujuk data TomTom Traffic Index sebagai acuan keberhasilan Jakarta dalam tingkat kemacetan yang disebabkan tingginya penggunaan kendaraan pribadi.
Jakarta, kata Anies, kerap masuk dalam 10 besar kota termacet di dunia berdasarkan hasil TomTom Traffic Index. Hingga pada 2018, peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia perlahan berangsur membaik. Hal ini ditandai dengan peringkat Jakarta ke-30 atas tingkat kemacetan kota.
"Dan di 2021 kita peringkat ke-46 ini patut disyukuri dan ini bukanlah pekerjaan sederhana," kata Anies.
Kemacetan di Jakarta Menurun
Diketahui, data dari Tomtom Traffic Index 2021, yang menyebutkan kemacetan di Jakarta terus membaik selama 4 tahun berturut-turut. Merujuk pada data tersebut, indeks kemacetan di Jakarta adalah 34 persen dan menduduki peringkat 46 dari 404 kota yang diukur.
Sementara itu, data index traffic Tomtom 2020, Jakarta menduduki peringkat 31 dengan indeks 36 persen.
Pada 2019, Jakarta menduduki peringkat 10 dengan indeks sebesar 53 persen. Sementara, pada 2018 menduduki peringkat 7 sebagai kota termacet di dunia dengan indeks 53 persen.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement