Kronologi Peningkatan Aktivitas Gunung Anak Krakatau Sejak Erupsi Februari 2022

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, mengalami erupsi pada hari ini, Kamis (24/3/2022) pukul 11.10 WIB.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 25 Mar 2022, 06:26 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2022, 06:08 WIB
Gunung Anak Krakatau
Ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Liputan6.com, Bandung - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, mengalami erupsi pada Kamis (24/3/2022) pukul 11.10 WIB kemarin. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan, erupsi terpantau melalui kamera CCTV di Pulau Sertung dengan tinggi kolom erupsi sekitar 1.000 meter dari atas puncak.

Kolom letusan teramati berwarna putih-kelabu tebal dan tersebar mengarah ke selatan.

"Hingga saat ini erupsi menerus masih berlangsung dengan tinggi kolom erupsi bervariasi antara 500 meter hingga 1.000 m dari puncak," kata Kepala PVMBG Andiani melalui keterangan tertulis, Kamis (24/3/2022).

Namun demikian, lanjut Andiani, dari rekaman getaran kegempaan menerus atau tremor Gunung Anak Krakatau, amplitudo getaran berfluktuasi dengan kecenderungan mengecil.

Ada pun kronologi peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau pascarangkaian erupsi Februari 2022, pada 23 Maret 2022 pukul 20.33 WIB teramati peningkatan aktivitas melalui alat kegempaan atau seismik dengan membesarnya amplitudo maksimum getaran tremor.

Kemudian pada 24 Maret 2022 mulai pukul 08.54 WIB, amplitudo maksimum mengecil tetapi kemudian meningkat kembali sejak pukul 08.55 WIB hingga melebihi skala alat.

Andiani menjelaskan, kegempaan Gunung Anak Krakatau selama 1-24 Maret 2022 ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida atau magma dan gas.

"Kenaikan energi aktivitas vulkanik menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat sejak membesarnya amplitudo maksimum tremor pada 23 Maret 2022," ujarnya. 

Data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi. Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini dapat berupa lontaran lava pijar, material piroklastik maupun aliran lava.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gunung Anak Krakatau Berstatus Waspada

Suasana Evakuasi Warga Pulau Sebuku di Perairan Selat Sunda
Gunung Anak Krakatau memuntahkan material vulkanik selama letusan seperti yang terlihat dari kapal Angkatan Laut Indonesia di perairan Selat Sunda (28/12). (AP Photo/Fauzy Chaniago)

Selain itu, hujan abu lebat secara umum berpotensi di sekitar kawah di dalam radius 2 km dari kawah aktif. Sedangkan hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau area yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau ditetapkan pada level II atau waspada, dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 2 km dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya