Tito dan Budi Gunawan Puji Disertasi Hasto: Bukan Doktor Kaleng-Kaleng

Menurut dia, disertasi dengan judul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara' merupakan salah satu karya terbaik yang pernah ada di Indonesia.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 06 Jun 2022, 20:40 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 20:40 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto resmi memiliki gelar doktor setelah lulus dari Universitas Pertahanan (Unhan). (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memuji disertasi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Menurut dia, disertasi dengan judul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara' merupakan salah satu karya terbaik yang pernah ada di Indonesia.

Tito menyatakan demikian saat menjadi penguji disertasi Hasto Kristiyanto yang dipaparkan dalam sidang terbuka di Kampus Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor, Senin (6/6/2022).

"Kami melihat jujur, sudah beberapa kali kami menguji doktoral, dan 415 halaman ini saya baca dari awal sampai akhir, dan saya melihat mohon maaf, tidak bermaksud memuji, ini adalah salah satu disertasi terbaik yang pernah saya baca," kata Tito.

Menurut dia, Hasto berhasil merumuskan masalah dan menemukan solusi atas masalah yang ada. Tito menilai Hasto berhasil merumuskan geopolitik Soekarno sebagai progresif geopolitic coexistence dengan lima ciri pokok serta tujuh variabel pemikiran.

"Saya lihat dalam kesimpulan ini, pak promovendus (Hasto) sudah berani untuk menemukan teori baru. Karena berani mengimplementasikan pemikiran Bung Karno untuk konsep pertahanan negara yang berlaku saat ini," ujar Tito.

"Dan dalam dunia akademik, nilainya kalau menemukan teori baru, itu kalau di british system namanya namanya ‘graduated with first class owner’, dalam bahasa kita disebut dengan summa cum laude," sambungnya.

Tito menilai Hasto menguasai metode yang dipaparkannya dalam karya disertasinya. "Ini menunjukan Pak Hasto bukan doktor kaleng kaleng, saya kira begitu," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terpukau

Serupa dengan Tito, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan juga memuji disertasi Hasto Kristiyanto. Budi Gunawan juga merupakan penguji eksternal dalam sidang terbuka ini.

"Kami semua terpukau. Dan sulit untuk menanyakan karena begitu hebatnya disertasi yang telah dibuat dan dipaparkan dengan sangat berapi-api," kata dia.

Dia mengaku terkesima karena Hasto berani membahas sebuah diskursus dengan menggunakan metode kuantitatif.

"Kita tahu di dunia akademisi ini, diskursus yang dibahas pada umumnya menggunakan metode kualititatif. Sungguh dalam dunia akademik banyak orang yang berani dan mereka saja yang berani membuat tulisan diskursus ini dengan metode kuantitif," ungkap Budi.

Yang kedua, Budi mengaku terkesima karena disertasi Hasto mengangkat tradisi kelakaran yang dilakukan tokoh bangsa Indonesia, yakni Bung Karno.

"Sehingga sesungguhnya disertasi tulisan ini adalah aset tulisan ilmiah dan ilmu pengetahuan yang luar biasa dan berharga dan sangat penting dipelajari oleh anak bangsa," kata Budi.

"Oleh karenanya saya meyakini bahwa seluruh penguji, mohon izin saya mewakili, ini prediksi saya, semua penguji akan memberikan nilai yang terbaik," sambungnya.

 


Selalu Dicap Negatif

Berbicara soal Bung Karno, Budi Gunawan mengatakan selama 32 tahun, pemikiran Bung Karno telah diframing secara negatif oleh rezim berkuasa saat itu. Padahal, banyak konsep Bung Karno yang relevan serta memiliki kebenaran di dunia saat ini.

Dengan era digital dan perkembangan teknologi, di tengah konflik domestik dan tekanan internasional, Budi mengatakan konsep Bung Karno adalah solusi untuk bangsa.

"Hal dalam konsep tersebut banyak relevan digunakan hingga saat ini seperti menghadapi ancaman idelogi asing terhadap Pancasila. Dan ekplorasi Sumber daya alam dan budaya Indonesia oleh hegemoni negara-negara superpower," kata dia.

"Ada riset yang menunjukan bahwa akibatnya 69 persen masyakat tidak tahu tentang gagasan-gagasan besar Bung Karno. 45 persen tidak tahu tentang kontribusi dan peran Bung Karno. Namun ada hal yang membanggakan yaitu di atas 90 persen masyakat tahu tentang figur Bung Karno," sambungnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya