Liputan6.com, Sumedang Dalam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-75, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki melakukan kunjungan kerja ke Sumedang. Kunjungan kerja yang dilakukan di Kampus IKOPIN University, Kabupaten Sumedang, Selasa (12/7/2022) didampingi oleh Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Yerry Yanuar.
Pada kesempatan tersebut, Teten mengungkapkan, bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk berkoperasi masih sangat rendah, sehingga harus ada upaya untuk menjadikan koperasi sebagai pilihan utama masyarrakat. koperasi perlu membenahi dan memperkuat ekosistem kelembagaannya.
Baca Juga
“Memang kalau dilihat dari rata-rata orang Indonesia berkoperasi ini baru 8 persen, di dunia 16 persen. Ini perlu kita terus upayakan bagaimana koperasi menjadi pilihan rasional masyarakat ketika mereka ingin berusaha,” ucap Teten.
Advertisement
Koperasi akan mampu mengembangkan potensi jika ekosistem kelembagaan diperkuat. Selain itu, koperasi juga harus memperbaiki akuntabilitas dan tata kelola.
“Yang harus dibenahi itu adalah ekosistem kelembagaan koperasi harus diperkuat supaya koperasi terus bisa mengembangkan modal bisnisnya, akuntabilitasnya juga membaik, termasuk tata kelolanya,” katanya Teten.
Menanggapi arahan Menteri Koperasi dan UKM tersebut, Yerry mengemukakan bahwa Pemda Provinsi Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil terus mendorong penguatan kelembagaan koperasi, mulai dari SDM-nya hingga kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
“Di Jabar sendiri pada dasarnya koperasi dari dulu jadi sokoguru ekonomi, maka dalam memperkuat kelembagaan koperasi ini, Pak Tutus selaku Kepala Dinas KUK melakukan upaya-upaya terhadap penguatan kelembagaan tersebut, termasuk SDM yang ada, bahkan seperti apa sistem dari mulai produksi sampai pemasarannya,” ucap Yerry.
Menurut Yerry, tantangan ekonomi ke depan membutuhkan kolaborasi dari masyarakat, dan koperasi mampu menjadi jawaban sekaligus peluang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pengembangan koperasi tidak hanya dapat mengandalkan pemerintah dan pengusaha, tetapi juga membutuhkan peran serta masyarakat, utamanya para pelaku UKM.
“Kolaborasi masyarakat sendiri dapat membangun koperasi, karena tampaknya secara tantangan ke depan tidak bisa (dihadapi) secara individu, tapi bisa dijawab melalui kolaborasi dalam bentuk koperasi,” kata Yerry.
“Koperasi inilah yang menjadi tampungan dari berbagai macam produksi yang bisa dikembangkan sekaligus juga bisa memiliki akses terhadap offtaker yang ada, bahkan bisa sampai ke tingkat internasional, apalagi dengan digitalisasi sekarang,” pungkasnya.
(*)