Hendri Satrio: Generasi Muda Pesimis Pada Politik dan Hukum Indonesia

Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menyebut generasi muda Indonesia kini sudah pesimis pada politik dan hukum.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 25 Agu 2022, 17:15 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2022, 17:15 WIB
Diskusi Menagih Janji Kesejahteraan Daerah
Pengamat Politik Hendri Satrio saat menjadi pembicara dalam diskusi ekonomi politik di Jakarta, Diskusi tersebut mengangkat tema Menagih Janji Kesejahteraan Daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menyebut generasi muda Indonesia kini sudah pesimis pada politik dan hukum. Dia menyatakan demikian berdasarkan hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI).

Dia menyebut, pesimisme generasi muda ditandai dengan sektor politik dan hukum hanya memperoleh net index sebesar -10,2% pada Survei Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia 2022.

Hal ini disampaikan oleh Hendri pada Dialog Kebangsaan 'Posisi Rakyat dalam Pemilu atau Pilpres' pada Rabu, 24 Agustus 2022. Hendri membandingkan indeks optimisme generasi muda pada sektor politik dan hukum antara tahun ini dengan tahun sebelumnya.

"Tahun 2022 ini generasi muda pesimis terhadap politik dan hukum karena indeksnya terjun bebas dari tahun lalu, dan faktor terbesar adalah karena hukum," ujar Hendri.

Menurut dia, pada 2021 indeks optimisme generasi muda pada sektor politik dan hukum tercatat masih memiliki net index sebesar 28,1%. Artinya indeks tahun ini turun sebesar 38,3% dibandingkan sebelumnya.

Menurut Hendri, alasan di balik pesimisme tersebut yakni karena generasi muda merasa dibatasi dalam partisipasi publik di Indonesia. Selain itu juga lantaran menjamurnya politik transaksional.

"Generasi muda kita pesimis karena terbatasnya partisipasi publik di Indonesia. Lalu politik transaksional yang menjamur sedemikian rupa, serta hukum yg masih tebang pilih," kata dia.

Selain itu Hendri menilai posisi rakyat saat ini hanya sebatas sebagai penonton yang pasif dan hanya dirasa penting oleh negara setiap lima tahun sekali.

Dalam memandang posisi rakyat menuju tahun politik, Hendri mengapresiasi rakyat yang secara kolektif membuat gerakan perubahan. Dirinya mengaku prihatin terhadap kondisi Indonesia yang kian mengkhawatirkan di beberapa sektor.

"Saya menyaksikan banyak gerakan perubahan yang mulai bermunculan dan kita optimis akan ada Indonesia yang lebih baik pasca pemilu," ungkap Hendri.

Hendri menekankan agar rakyat dapat memaksa para calon presiden (capres) dan ketua umum partai politik dapat berjalan bersama rakyat, dan bukan sebaliknya. Bila kondisi tersebut dapat tercipta, maka posisi rakyat sangat ideal di dalam demokrasi.

Rakyat Harus Aktif Bersuara

demonstrasi
Ilustrasi demonstrasi.

Lebih lanjut, Hendri menekankan Agar kondisi ideal tersebut terjadi, maka rakyat harus aktif dalam bersuara.

"Cara terbaik mewujudkan gerakan perubahan adalah dengan bersuara. Kalau tidak, kita hanya sebatas menjadi figuran diperpolitikan Indonesia. Kita harus bangkit agar politik dan hukum di Indonesia indeks optimisme bisa naik secara signifikan," tukas Hendri.

Infografis Jokowi Minta Menteri Setop Bicarakan Penundaan Pemilu 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jokowi Minta Menteri Setop Bicarakan Penundaan Pemilu 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya