Infografis Darurat Gagal Ginjal Akut Anak, Keracunan Obat, Penawar Racun, dan Silang Tunjuk

Ada 325 kasus gagal ginjal akut anak, dengan 178 di antaranya meninggal. Mereka keracunan obat. Penawar racun pun diberikan. Sejumlah pihak lalu saling tunjuk siapa yang salah.

oleh Shinta NM SinagaTriyasni diperbarui 04 Nov 2022, 09:03 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 09:03 WIB
Banner Infografis Darurat Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Indonesia
Banner Infografis Darurat Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Ada 325 kasus gangguan atau gagal ginjal akut, dengan 178 di antaranya meninggal dunia per 1 November 2022. Mayoritas pasien adalah anak-anak usia 0 tahun hingga 5 tahun. Mereka keracunan obat. Penawar racun pun diberikan. Sejumlah pihak lalu saling tunjuk siapa yang salah.

Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyebab terjadi lonjakan kasus gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) itu akibat Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Ether (EGBE). Kandungan cemaran senyawa ini terkandung dalam obat sirup. Kementerian Kesehatan atau Kemenkes telah melarang sementara obat sirup.

Budi menekankan, penyebab terbesar kasus gagal ginjal akut anak akibat senyawa cemaran yang terkandung dalam obat sirup. Salah satu penanganan keracunan senyawa dari obat sirup pada pasien gangguan ginjal akut anak berupa pemberian obat Fomepizole. Obat ini termasuk jenis antidotum sebagai penawar racun.

Penggunaan obat Fomepizole dinilai mampu menurunkan angka kematian akibat kasus gagal ginjal akut. Efektivitasnya terbukti setelah pemberian Fomepizole, kondisi pasien gangguan ginjal akut yang didominasi balita membaik. Tidak ada efek samping. Fomepizole pun diberikan secara gratis kepada seluruh pasien gangguan ginjal akut.

Lalu kenapa dulu enggak pernah kejadian, tapi sekarang kejadian? Budi menuturkan EG dan DEG memiliki kadar atau batas aman yang boleh dikonsumsi oleh anak per harinya. Kadar tersebut berada pada batas 0,1 mg/ml. Kalau ada kenaikan yang tinggi dari cemaran, itu biasanya datang dari bahan bakunya, dari pelarutnya. Bukan dalam prosesnya.

Menurut Budi, ini menjadi tugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melacak apakah ada perubahan bahan bakunya, sehingga terjadi kenaikan kadar EG dan DEG yang melebihi ambang batas.

Seperti apa daruratnya kasus gagal ginjal akut anak Indonesia, keracunan obat sebagai biang kerok, penawar racun, serta silang tunjuk dan janji sejumlah pihak? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:


Infografis Darurat Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Indonesia

Infografis Darurat Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Indonesia
Infografis Darurat Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak

Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak
Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis BPOM Pidanakan Produsen Farmasi Biang Kerok Gagal Ginjal Akut

Infografis BPOM Pidanakan Produsen Farmasi Biang Kerok Gagal Ginjal Akut
Infografis BPOM Pidanakan Produsen Farmasi Biang Kerok Gagal Ginjal Akut (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Penawar Racun & Silang Tunjuk Kasus Gagal Ginjal Akut Anak

Infografis Penawar Racun & Silang Tunjuk Kasus Gagal Ginjal Akut Anak
Infografis Penawar Racun & Silang Tunjuk Kasus Gagal Ginjal Akut Anak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya