Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir di Istana Negara Jakarta, saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi tengah memberi gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh.
Namun, Ganjar membantah, kemunculannya di Istana itu terkait dengan Pilpres 2024. Dia mengaku tidak membicarakan soal politik dengan Jokowi pada kesempatan tersebut.
Baca Juga
"Heh? Ekonomi lagi kayak gini sulitnya kok," jawab Ganjar saat disinggung soal pilpres oleh awak media di Istana Negara Jakarta, Senin (7/11/2022).
Advertisement
Ganjar juga menampik Jokowi disinyalir sudah memberikan dukungan kepadanya untuk meneruskan kerja-kerjanya sebagai kepala negara.
"Sinyalir gimana itu? Sinyal sinyalir apa?" bingung Ganjar.
Meski begitu, dia menyatakan, siapa pun yang didukung Jokowi nanti harus bisa meneruskan hal baik yang ditorehkan Jokowi selama menjadi Presiden RI dan memperbaiki hal yang masih perlu diperbaiki.
"Semua orang juga harus bisa meneruskan. Kalau kurang baik tidak diteruskan, yang baik digenjot. Infrastruktur kan sudah bagus, SDM, pendidikan, antikorupsi sekarang mesti gencarkan," Ganjar menutup.
Jokowi Punya Andil
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki andil dalam penentuan calon presiden (capres) yang akan diusung oleh partai berlambang kepala banteng itu.
Dia menyebut, apapun yang disampaikan Jokowi akan ditindaklanjuti oleh partainya.
"Ya Presiden kan memberikan direction, beliau kan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tentu saja apa yang disampaikan bapak presiden, ya kami akan tindaklanjuti," kata Hasto, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/11).
Terlebih, Jokowi sudah mewanti-wanti agak tidak terburu-buru dalam menentukan capres dan cawapres.
Hasto pun menyebut, bahwa partai di bawah pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sependapat dengan Jokowi, sebab yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah masalah kondisi Indonesia ke depan.
Advertisement
Dipanggil 3 Kali Gara-Gara Capres
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengaku bukan kali ini dipanggil DPP PDI Perjuangan gara-gara masalah pencapresan. Ganjar mengaku sudah tiga kali diminta klarifikasi oleh DPP PDIP.
"Saya dipanggil sudah tiga kali," kata Ganjar usai memberikan klarifikasi di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Ganjar diberikan sanksi berupa teguran lisan oleh DPP PDIP karena pernyataannya siap menjadi calon presiden (Capres). Ganjar pun menerima keputusan partai menjatuhkan sanksi kepadanya.
"Tadi sudah memberikan banyak penjelasan, clearance pada statement saya, dan tentu sebagai kader saya taat," katanya.
Ganjar patuh terhadap keputusan partai yang menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait pencapresan. Ia menegaskan sebagai kader PDIP akan patuh.
"Pak Sekjen sudah bicara, lihat baju saya, semua keputusan terkait Pilpres adalah keputusan ketua umum. Jadi semua pasti akan mengikuti," katanya.
Meski begitu, Ganjar tidak menarik pernyataannya siap menjadi Capres. Meski DPP PDIP telah memberikan teguran lisan kepadanya.
Ganjar Pranowo menegaskan sebagai kader partai memang harus siap bila ditugaskan. "Saya orang diklat. Semua kader mesti siap. Apapun," katanya.
Siap Jadi Capres
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan siap untuk menjadi calon presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Dia mengaku siap demi kepentingan bangsa dan negara saat ini.
"Kalau untuk bangsa dan negara apa sih yang kita tidak siap," ujar Ganjar saat ditanya mengenai kesiapannya maju sebagai capres dalam talkshow di BTV, Selasa (18/9/2022).
Ganjar menegaskan hal itu sebagai anggota partai. Sehingga, dalam konteks pencapresan, dia melihat ada dua realitas, pertama, realitas proses di dalam partai yang harus dihormati oleh kader. Kedua, kata dia, realitas sosial terkait survei yang dibuat sebagai lembaga.
"Biarkan lah kita kasih kesempatan kepada partai yang menetukan untuk mereka berdialog, berkomunikasi untuk mengambil yang terbaik," ujarnya.
Lebih lanjut, Ganjar menuturkan semua kader, termasuk dirinya harus siap menjadi capres jika sudah diputuskan oleh partai setelah melakukan berbagai pertimbangan.
"Yang kedua tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan," ujar kader PDI Perjuangan ini.
Ganjar menambahkan bangsa ini tidak bisa diurus oleh satu pihak saja. Dia berkata butuh kolaborasi antar pihak, khususnya partai. Sebab, banyak persoalan yang membutuhkan pemikiran banyak pihak.
Ganjar mencontohkan tantangan bangsa Indonesia ke depan yang perlu dihadapi dengan serius, antara lain persoalan ekonomi, pangan, dan energi.
"Rasa-rasanya bangsa ini terlalu besar untuk diurus sendirian. Ada banyak multidimensi persoalan yang ada di sana dan membutuhkan kebersamaan," ujarnya.
Lebih dari itu, Ganjar menyampaikan deklarasi dirinya sebagai capres tergantung keputusan partai.
"Yang mendeklarasikan adalah partai-partai itu. Saya tidak tahu apakah partai cukup percaya dengan saya," ujar Ganjar.
"Untuk bangsa dan negara ini, apa sih yang tidak siap," kata Ganjar kembali menegaskan ketika ditanya kesiapannya menjadi capres.
Advertisement