SBY: Pertemuan Biden dan Xi Jinping di KTT G20 Munculkan Harapan Positif

Ketika menghadiri Berlin Policy Dialogue 2022 dua minggu yang lalu, SBY menyampaikan, pertemuan Biden-Xi Jinping dan sebenarnya juga pertemuan Biden-Putin akan menjadi ground breaking.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 14 Nov 2022, 15:13 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2022, 13:37 WIB
Jokowi dan Joe Biden Bertemu Jelang KTT G20 di Bali
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat mengadakan pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali (14/11/2022). Pertemuan digelar menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (AFP/Saul Loeb)

Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bersyukur atas pertemuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Diketahui, keduanya kini tengah berada Bali pada perhelatan puncak Puncak KTT G20

"Seluruh dunia, banyak yang merasa lega dan mendukung pertemuan itu. Ada secercah harapan, bahwa dunia akan lebih baik (safer) jika hubungan kedua negara besar itu terjalin kembali dan apalagi ke depan makin baik,” kata SBY seperti dikutip dari laman media sosial Facebook pribadinya, Senin (14/11/2022).

Ketika menghadiri Berlin Policy Dialogue 2022 dua minggu yang lalu, SBY menyampaikan, pertemuan Biden-Xi Jinping dan sebenarnya juga pertemuan Biden-Putin akan menjadi ground breaking

Sebab, pertemuan kepala negara adidaya tersebut diyakini mampu menjadi game changer di tengah suasana dunia yang makin panas, dari sisi konfrontasi geopolitik yang meningkat tajam di kawasan Eropa dan Asia Timur, maupun panas dari bumi kita karena perubahan iklim yang makin buruk. 

"Sayang, pertemuan Biden-Putin tidak terlaksana karena Presiden Rusia Putin memutuskan untuk tidak hadir di G20 Summit Bali, Indonesia,” tutur SBY.

Banyak Pandangan Skeptis dan Pesimis

SBY mengamini, tidak sedikit pihak yang skpetis dan pesimis atas pertemuan Biden-Xi Jinping mampu menghasilkan sesuatu yang meaningful. Alasannya, rivalitas dan permusuhan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sudah amat luas dan dalam. 

"Rasa saling percaya di antara keduanya sudah sangat rendah (trust deficit). Isu-isu yang membuat keduanya bermusuhan dan saling berhadapan juga banyak yang fundamental dan sepertinya tak lagi bisa diakurkan," urai SBY.

 


Pertemuan Menuai Manfaat

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden. Dok: The White House

SBY merinci, salah satu contoh yang terlihat adalah urusan Taiwan. Kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara berkecamuk ketika kedua kekuatan militer terbesar di dunia tersebut saling berhadapan secara fisik. 

"Jika ada miskalkulasi atau kejadian di lapangan yang tak terduga (misalnya satuan AS atau Tiongkok yang tiba-tiba menembak pesawat atau kapal perang "lawannya"), perang besar bisa terjadi,” yakin SBY.

Meski begitu, sebagian pandangan sebaliknya juga tidak kalah kuat. Menurut SBY, apa pun hasil pertemuan Biden-Xi Jinping di Bali nanti maka tetap saja ada manfaat bagi dunia. 

"Kesediaan bertemu secara langsung dan berdialog adalah bahasa politik yang positif. Bertemu tetap lebih baik dari pada tidak. Pengalaman di seluruh dunia mengajarkan bahwa resolusi konflik bisa didapatkan ketika jalan perundingan dan negosiasi akhirnya yang dipilih,” SBY menandaskan.

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara
Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya