Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menyampaikan temuan terbaru survei Voxpol Center Research and Consulting yang dilakukan pada November 2022 menunjukkan adanya perbedaan mencolok karakter pemilih antara Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
“Pemilih Anies memilih berdasarkan alasan rasional dengan melihat prestasi dan kinerja. Sementara pemilih Ganjar dipilih berdasarkan alasan sosiologis dimana sosok pemimpin yang “Dekat dengan rakyat” menjadi pertimbangan utama, sedangkan Prabowo dipilih karena faktor psikologis dimana sikap “Tegas” pemimpin',” kata Pangi dalam keterangannya, Selasa (28/11/2022).
Baca Juga
Dalam temuan survei ini, lanjut Pangi, ketika ditanya ke responden apa alasan ibu/bapak/saudara memilih calon presiden? Sebesar 21,2 persen menjawab Anies Rasyid Baswedan adalah gubernur berprestasi. Dalam model pertanyaan yang sama, sebesar 42,0 persen menjawab Ganjar Pranowo dekat dengan rakyat, sementara Prabowo Subianto sebesar 35,4 persen dipilih karena dianggap pemimpin yang tegas.
Advertisement
“Segmen pemilih rasional menentukan pilihan politiknya atas dasar pertimbangan integritas, kapasitas dan kompetensi sehingga “Rekam jejak” kandidat menjadi pertimbangan yang sangat penting,” kata dia.
Penilaian
Pemilih dalam melakukan penilaian terhadap kandidat, menurut Pangi, harus memiliki informasi seputar “Rekam jejak” kandidat di masa lalu dan memproyeksikannya di masa akan datang tentang apa saja kemungkinan besar yang dapat kandidat lakukan dan apakah itu membawa keuntungan bagi pemilih atau tidak.
Pemilih akan cenderung memilih mana yang paling membawa keuntungan dan manfaat paling besar bagi dirinya (persamaan kepentingan).
“Oleh karena itu kandidat yang berprestasi menjadi pilihan paling objektif di segmen ini, janji politik yang sifatnya wacana dan sebatas angan-angan sangat tidak relevan mempengaruhi pemilih yang rasional, pemilih lebih percaya “Bukti” bukan janji,” ujar Pangi.
Advertisement
Rekam Jejak Yakinkan Publik
Oleh karena itu, Pangi menyebut faktor tersebut menguntungkan calon presiden yang mempunyai “Rekam jejak” sebagai pemimpin yang mempunyai segudang “Prestasi”.
“Rekam jejak ini akan lebih mudah untuk dikapitalisasi sebagai sarana untuk menyakinkan publik bahwa dia layak memimpin sebagai seorang presiden,” pungkasnya.