Ferdy Sambo: Saya Sangat Berdosa Libatkan Istri dalam Skenario Pembunuhan Brigadir J

Ferdy Sambo mengaku sempat kena marah dari istrinya, Putri Candrawathi setelah mengetahui jika istrinya dimasukan dalam skenario pembunuhan Brigadir J.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2022, 21:08 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 21:08 WIB
Sidang Lanjutan Sambo dan Putri Candrawathi
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Putri Candrawathi mencium tangan Ferdy Sambo yang juga terdakwa dalam kasus tersebut saat akan menjalani sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). JPU menghadirkan sembilan saksi dalam persidangan pekan ketujuh kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo mengaku sempat kena marah dari istrinya Putri Candrawathi setelah mengetahui jika istrinya dimasukan dalam skenario penembakan Nofirmansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Awalnya, hakim menanyakan apa yang terjadi sehari usai Brigadir J tewas atau pada Sabtu (9/7) di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Berawal dari pertanyaan itu, Sambo mengatakan jika Putri sempat bertanya apa yang terjadi pada Jumat (8/7) dihari penembakan Brigadir J. Pertanyaan itu disampaikan Putri ketika Sambo baru bangun tidur.

"Begitu bangun pagi, saya bangunkan istri saya, istri saya menanyakan 'ada apa kemarin?'. Saya sampaikan Richard menembak Yosua," kata Ferdy Sambo saat sidang di PN Jakarta Selatan Rabu (7/12/2022).

Kepada Putri saat itu, Sambo menerangkan dirinya juga membuat skenario bahwa Brigadir J tewas karena baku tembak. Skenario ini, sambungnya, telah disampaikan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Namun dari skenario itu Sambo malah kena marah Putri.

"Saya sudah melaporkan ke Bapak Kapolri bahwa ini tembak menembak, karena kamu dilecehkan oleh Yosua. Istri saya marah, istri saya menyampaikan 'dari awal saya nggak mau ini diketahui orang peristiwa di Magelang, kenapa kamu libatkan saya?'. Saya bilang, 'tidak mungkin ada tembak menembak tanpa ada penyebab'," kata Sambo.

Meski Sambo telah menjelaskan kepada Putri, bahwa tidak mungkin dirinya membuat skenario baku tembak tanpa ada penyebab. Maka masukkanlah Putri, walaupun disitu istrinya tak terima dan Sambo hanya kembali meminta maaf.

"Yang ada di pikiran saya karena ada istri saya di situ, saya coba masukkan lah ke dalam cerita itu Yang Mulia, istri saya tetap tidak terima. Saya sampaikan bahwa saya akan tetap bertanggung jawab, makanya saya sangat berdosa melibatkan dalam skenario ini," ucapnya.

Beruntung CCTV Rusak

Terdakwa Ferdy Sambo mengaku beruntung setelah mendapat kabar CCTV rumah dinas Duren Tiga pada tempat kejadian perkara (TKP) penembakan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ternyata rusak. Karena itu mendukung dirinya menyusun skenario palsu pembunuhan Brigadir J.

Keterangan itu disampaikan Sambo saat bersaksi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022) dengan terdakwa Richard Eliezer alias Bharad E, Ricky Rizal alias Bripka RR dan Kuat Maruf.

Hal itu berawal dari majelis hakim yang bertanya soal kondisi CCTV di dalam Rumah Duren Tiga yang disebut dalam kondisi rusak. Usai dilaporkan oleh pembantu rumah tangga (PRT) Sambo, Diryanto alias Kodir usai penembakan Brigadir J.

"Setelah kejadian nanyakan ke Kodir yang mulia, 'CCTV di dalam hidup nggak?', Kodir menyampaikan 'Rusak pak', saya juga tidak terlalu mendetail dan tidak mengecek lagi," cerita Sambo.

"Kapan saudara menanyakan?," tanya hakim.

"Setelah kejadian," jawab Sambo.

"Tepatnya kapan?," cecar hakim.

"Di malam hari saya bertemu dia," jawab Sambo.

Mendengar itu, Hakim kembali bertanya kepada Sambo mengenai waktu tepatnya dilaporkan perihal CCTV rusak. Sambo hanya menjawab semisal CCTV itu tidak rusak, ia tidak akan bisa merancang skenario pembunuhan Brigadir J dengan dalih baku tembak.

"Saat jenazah sudah diangkut?," tanya hakim lagi.

"Saya tidak jelas, saya menanyakan ke kodir waktu itu kemudian saya juga karena sudah disampaikan itu rusak maka saya yakin saja itu rusak. Karena saya tidak tahu percaya saja, seandainya itu hidup tidak akan seperti ini," timpal Sambo.

Menurut Sambo, rusaknya CCTV itu justru menguntungkan dirinya. Sehingga dirinya berani untuk membuat skenario tembak-menembak di awal kisah kematian Brigadir J

"Saya percaya Kodir karena dia yang menjaga rumah. Beruntung (CCTV) itu rusak kalau itu tidak rusak, pasti saya tidak berani membuat seperti cerita ini, karena ada barang bukti," sahut Sambo.

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com

Infografis Ferdy Sambo Ajukan Banding & Mohon Maaf Usai Dipecat
Infografis Ferdy Sambo Ajukan Banding & Mohon Maaf Usai Dipecat (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya