Liputan6.com, Jakarta - Tingginya tingkat kebencanaan di Indonesia turut menjadi perhatian Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Menurutnya, pemerintah harus mempersiapkan beberapa titik lokasi pengungsian permanen untuk para penyintas bencana.
"Pemetaan mitigasi bencana harus dilakukan, termasuk menyiapkan camp-camp pengungsian permanen dan aman dengan konstruksi bangunan tahan gempa," kata LaNyalla, Kamis (8/12/2022).
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, mitigasi harus dilakukan menyeluruh dengan menyiapkan jalur evakuasi dan titik-titik pengungsian, berdasarkan kajian lokasi yang tinggi tingkat kebencanaan.
Advertisement
"Jadi, jika sewaktu-waktu terjadi bencana, masyarakat dapat segera menuju titik yang sama untuk segera memasuki lokasi pengungsian," ujar LaNyalla.
Baca Juga
Menurutnya, camp pengungsian permanen juga memudahkan penyaluran bantuan. Di lokasi ini bisa dibangun posko utama dan gudang bahan pokok bantuan serta dapur umum.
"Jika ada sisa bantuan tahan waktu, yang tidak diperlukan lagi dapat disimpan di gudang," tutur LaNyalla.
LaNyalla yakin manajemen kebencanaan dapat membuat penanganan kebencanaan jadi lebih terarah dan tertib.
"Kita tak ingin bencana terjadi. Tetapi ketika terjadi, kita sudah siap dengan segala kemungkinannya. Masyarakat pun tahu ke mana mereka harus bergerak saat terjadi bencana," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini Indonesia tengah diuji dengan bencana beruntun. Setelah bencana gempa Cianjur, Garut, Jember, Maluku, Minahasa dan Erupsi Semeru, hari ini gempa juga terjadi di Sukabum
Gempa Sukabumi
 Gempa bumi tektonik berkekuatan M 5.8 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat. Gempa pertama di daerah Ciranjang yang merupakan wilayah perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, terjadi pukul 07.50 WIB.
Berselang satu jam, tepatnya pukul 08.05 WIB, terjadi gempa bumi susulan (aftershock) berkekuatan M 3.0.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat tenang, namun tetap waspada.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulisnya soal gempa Sukabumi, Kamis (8/12/2022).
Daryono juga meminta masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Masyarakat juga diminta agar memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Berdasarkan data BMKG, pusat gempa berada di darat wilayah Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 122 km.
Daryono menjelaskan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi atau patahan batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang populer disebut sebagai gempa intraslab atau gempa Benioff.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ungkap Daryono.
Advertisement