Ketua DPD Ingatkan soal Kekayaan SDA Indonesia: Kalau Rakyat Miskin, Ada Keganjilan

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menggatakan, seseorang yang memiliki intelektual, pasti merasa resah dengan segala hal. Dia pun mencontohkan dengan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang miskin.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2022, 17:00 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat mengisi kuliah umum bertema Wawasan Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Rabu (21/12/2022). (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menggatakan, seseorang yang memiliki intelektual, pasti merasa resah dengan segala hal. Dia pun mencontohkan dengan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang miskin.

Adapun ini disampaikannya saat mengisi kuliah umum bertema Wawasan Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Rabu (21/12/2022).

"Jika Anda yang berada di ruangan ini tidak merasakan keganjilan bahwa Indonesia yang kaya raya akan Sumber Daya Alam (SDA) tetapi rakyatnya miskin, maka Anda bukan intelektual," kata LaNyalla.

Keganjilan juga terjadi pada SDA yang ada di Indonesia yang hanya dinikmati segelintir orang dan orang asing saja. Begitu juga dengan pembangunan yang ternyata tidak mengentaskan kemiskinan, tetapi hanya menggusur orang miskin saja.

"Bahkan yang terjadi saat ini juga bukan membangun Indonesia, tetapi pembangunan yang ada di Indonesia," papar LaNyalla.

 


Pentingnya Pemahaman Kebangsaan

LaNyalla pun mengingatkan, pentingnya pemahaman kebangsaan ditanamkan di kalangan generasi muda.

Dia mengutip pernyataan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro yang diucapkan 31 Agustus 1928, yang mengatakan ‘Jika anak didik tidak kita ajar dengan kebangsaan dan nasionalisme, maka mungkin mereka di masa depan akan menjadi lawan kita’.

"Sebab, penghancuran ingatan kolektif suatu bangsa dapat dilakukan dengan metode non perang militer. Caranya dengan memecah belah persatuan, mempengaruhi, menguasai dan mengendalikan pikiran dan hati warga bangsa, agar tidak memiliki kesadaran, kewaspadaan dan jati diri serta gagal dalam regenerasi untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional bangsa tersebut," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya