Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini muncul wacana dari Partai Demokrat yang mengajukan nama Ketua Umum partainya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi calon presiden (capres) Anies Baswedan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron. Herman mengatakan, pada Pilpres 2024 nanti, Demokrat tetap konsisten untuk berkoalisi dengan NasDem dan PKS, yakni mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden.
Baca Juga
Sedangkan untuk pasangannya, masih dalam pembahasan lebih lanjut bersama partai-partai koalisi lainnya. Namun, Demokrat berkeyakinan jika sosok AHY adalah sosok yang terbarukan dan bisa diterima oleh berbagai kalangan pemilih.
Advertisement
"Tentu kami sangat berharap, kalau memang ingin menang ya tentunya Calon Wakil Presidennya adalah Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY," ujar Herman.
Sementara itu, Partai NasDem memastikan koalisi dengan PKS dan Demokrat akan bubar jika salah satu partai ada yang mengajukan persyaratan.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menegaskan, koalisi harus dilakukan tanpa adanya persyaratan dari partai mana pun. Baik NasDem, PKS, maupun Demokrat.
"Lebih cepat lebih baik. Tapi yang masalah bukan Partai NasDem yang masalahnya kita kemudian ingin deklarasi bersama tapi memberikan syarat itulah yang sulit," kata Ahmad Ali, saat dihubungi merdeka.com, Rabu 11 Januari 2023.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun angkat bicara. Ia pun mengaku tidak ambil pusing dengan hal itu. Sebab menurut AHY, Demokrat adalah inisiator dari koalisi perubahan jauh sebelum ada wacana apapun, termasuk sosok capres dan cawapres.
"Saya tegaskan, semangat perubahan dan perbaikan itu jauh sudah kami keluarkan sebelum ada wacana apa pun terkait dengan koalisi atau pasangan (capres dan cawapres) kalau tadi pertanyaannya apakah akan (tetap) bergabung kepada koalisi perubahan? Justru kami termasuk yang menginisiasi dan menggelorakan semangat perubahan," kata AHY saat jumpa pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis 12 Januari 2023.
Berikut sederet fakta terkait wacana Partai Demokrat yang ajukan nama AHY jadi cawapres pendamping capres Anies Baswedan yang diusung NasDem dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Demokrat Kekeh Ajukan AHY Jadi Cawapres
Ketua Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat (PD), Herman Khaeron menilai sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) paling cocok mendampingi Anies Baswedan sebagai Cawapres. Hal tersebut disampaikan Herman Khaeron dalam Rapat Pleno Pembentukan DPAC Se-Kabupaten Indramayu, di kantor DPC Partai Demokrat, Kabupaten Indramayu.
Herman Khaeron mengatakan, pada Pilpres 2024 nanti, Demokrat tetap konsisten untuk berkoalisi dengan NasDem dan PKS. Yakni, mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden.
Sedangkan untuk pasangannya, masih dalam pembahasan lebih lanjut bersama partai-partai koalisi lainnya. Namun, Demokrat berkeyakinan jika sosok AHY adalah sosok yang terbarukan dan bisa diterima oleh berbagai kalangan pemilih.
"Tentu kami sangat berharap, kalau memang ingin menang ya tentunya Calon Wakil Presidennya adalah Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY," ucap Herman.
Herman Khaeron menilai, AHY memiliki tingkat elektabilitas yang cukup tinggi. Ketua Umum Partai Demokrat itu juga sangat mewakili representasi anak muda atau millenial.
Dalam hal ini, Herman Khaeron mengingatkan, dari beberapa survei yang sudah dilakukan, dinamika pemenang Pilpres yang terjadi saat ini cenderung bakal didominasi oleh sosok yang akan menjadi Cawapres nanti.
Sehingga, menurutnya, sangat penting memilih Cawapres yang mempunyai kualitas sangat baik, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang fleksibe dan mampu membaca arah bangsa Indonesia kedepan yang lebih maju, itu ada salah satunya yang paling cocok adalah AHY.
"Kemungkinan siapa Cawapresnya akan sangat menentukan terhadap pemenangan Pilpres 2024," ujar dia.
Di sisi lain, kata dia, penentuan Cawapres yang nantinya akan mendampingi Anies Baswedan memang masih dalam proses pembicaraan lebih lanjut. Ketua Umum AHY pun, kata Herman Khaeron, memberikan direktif agar semua aspek bisa dibicarakan bersama termasuk soal penentuan Cawapres guna lebih memperkuat dan mempererat hubungan koalisi yang sudah terbangun.
"Kita masih punya cukup waktu untuk membicarakan hal itu. Dan oleh karenanya, sekarang ini kita masih merencanakan hal-hal yang lebih krusial dahulu," jelas Herman.
Â
Advertisement
2. NasDem Pastikan Koalisi Bubar Jika Demokrat Ngotot AHY Jadi Cawapres
Partai NasDem memastikan koalisi dengan PKS dan Demokrat akan bubar jika salah satu partai asa yang mengajukan persyaratan.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menegaskan, koalisi harus dilakukan tanpa adanya persyaratan dari partai manapun. Baik NasDem, PKS maupun Demokrat.
"Lebih cepat lebih baik. Tapi yang masalah bukan Partai NasDem yang masalahnya kita kemudian ingin deklarasi bersama tapi memberikan syarat itulah yang sulit," kata Ahmad Ali, saat dihubungi merdeka.com, Rabu 11 Januari 2023.
Ahmad Ali menyebutkan, jika salah satu partai memberikan persyaratan dalam penjajakan koalisi dia pastikan koalisi tersebut akan bubar.
"Yang mau ditegaskan kalau kemudian ada partai yang memaksakan keinginannya untuk memakasakan kadernya untuk menjadi syarat berkoalisi saya pastikan koalisi bubar," tegasnya.
"Kalau kita misal NasDem meletakan sosok lalu gimana PKS dan Demokrat begitu sebaliknya artinya koalisi tidak setara lagi," imbuh Ahmad Ali.
Â
3. Demokrat Tegaskan Tak Akan Menyerah
Partai Demokrat masih terus berupaya membangun koalisi perubahan mengusung Anies Baswedan bersama NasDem dan PKS.
Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Hinca Pandjaitan mengaku tidak menyerah untuk agar kesepakatan bisa tercapai.
"Kalau kau mau goda gadis cantik kenapa kau langsung menyerah? Kan dekat, ngobrol. Kalau gak komunikasi bukan politik. Komunikasi panjang," ujar Hinca di DPR, Jakarta, Rabu 11 Januari 2023.
Dia mengatakan, pembahasan koalisi dengan NasDem terus berjalan. Komunikasi masih terus mengalir dan tidak boleh berhenti begitu saja.
"Masih jalan koalisi. Masih cakap-cakap. Kemarin ketemu di dharmawangsa. Biar aja ngalir. Komunikasi politik keniscayaan, panjang, enggak boleh berhenti," ucap Hinca.
Demokrat tidak ingin terburu-buru, pendaftaran calon presiden juga masih jauh. Namun, Demokrat berharap di awal tahun ini sudah ada kejelasan kerjasama politik dengan NasDem dan PKS.
"Insyaallah awal tahun. Masih panjang permainan. Belum naik janur kuning," jelas Hinca.
Â
Advertisement
4. AHY Beri Respons
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku tidak ambil pusing, dengan ancaman NasDem yang akan membubarkan koalisi bila Demokrat atau PKS menginginkan kadernya jadi calon wakil presiden.
Sebab menurut AHY, Demokrat adalah inisiator dari koalisi perubahan jauh sebelum ada wacana apapun, termasuk sosok capres dan cawapres.
"Saya tegaskan, semangat perubahan dan perbaikan itu jauh sudah kami keluarkan sebelum ada wacana apa pun terkait dengan koalisi atau pasangan (capres dan cawapres) kalau tadi pertanyaannya apakah akan (tetap) bergabung kepada koalisi perubahan? Justru kami termasuk yang menginisiasi dan menggelorakan semangat perubahan," kata AHY saat jumpa pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis 12 Januari 2023.
AHY pun menegaskan akan membuka ruang untuk membahas siapa yang akan dicalonkan menjadi calon wakil presiden.
"Jika ada tokoh lain yang kira-kira dianggap bisa dipasangkan? saya kembali kepada jawaban saya tadi di awal bahwa kita diskusikan, kita buka bersama ruang yang tersedia," ucap AHY.
AHY ingin siapa pun yang dipasangkan dengan Anies Baswedan nantinya tidak berdasarkan faktor suka atau tidak suka dari individu atau kelompok tertentu. Dia mendorong, semua ditetapkan berdasar parameter yang objektif.
"Tidak boleh berdasarkan like, nggak boleh asal suka atau tidak suka. Kami ingin membangun komunikasi politik yang rasional, objektif, aktual dan faktual dengan mendengar dan jangan hanya percaya pada statistik yang belum tentu bisa dikonfirmasi," AHY menutup.
Â
5. PKS Juga Angkat Bicara
Partai Demokrat mengusulkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies Baswedan. Sementara, PKS menyodorkan Ahmad Heryawan alias Aher.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri menegaskan bahwa partainya dan Partai Demokrat tidak pernah memaksakan usulan sosok cawapres. Sebab, semua pihak menginginkan agar koalisi perubahan terbentuk.
"Ya enggak begitu. Kan enggak ada yang maksa juga. Semuanya kan mau sepakat," kata Mabruri, saat dikonfirmasi, dikutip Kamis 12 Januari 2023..
Perihal permintaan Partai NasDem, agar PKS dan demokrat melakukan deklarasi capres masing-masing, dia mengakui pihaknya tak masalah. Namun, Mabruri menilai, jika deklarasi dilakukan bersama akan lebih baik.
"Masing-masing boleh. Bareng lebih baik, yang penting kita kompak," tegasnya.
Â
Advertisement
6. Pengamat Sebut Demokrat dan PKS Akan Rugi Jika Tak Koalisi dengan NasDem
Demokrat disebut mengusulkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi cawapres untuk Anies. Sedangkan, PKS juga tak mau kalah untuk memasang nama Ahmad Heriyawan (Aher).
Terkait hal itu, pengamat politik Arifki Chaniago mengatakan hal tersebut adalah dinamika. Menurut dia, koalisi antara ketiga partai akan sulit menentukan titik temu bahkan berpotensi bubar saat para anggotanya terus tarik-menarik kepentingan pribadi.
"Koaliasi berpotensi bubar jika terjadi tekanan untuk mengusung cawapres Anies dari PKS dan Demokrat. Dengan dideklarasikannya Anies oleh NasDem lebih awal tentu berdampak positif terhadap NasDem, meski kepastian Anies bakal maju sebagai capres hingga saat ini masih dilematis," kata dia melalui pesan singkat diterima.
Arifki meyakini akan menjadi kerugian berganda bagi Demokrat dan PKS jika pada ujungan koalisi bubar.
Sebab, keduanya sama-sama tidak mendapat efek ekor jas dari Anies yang diyakini mampu mendongkrak elektabilitas suara pada Pemilu 2024 nanti.
"Kedua partai ini berharap dengan ‘efek Anies’ apalagi dipasangan dengan kadernya sebagai Cawapres berdampak pada suara partai. Hal itu tentu sulit diperoleh Demokrat dan PKS di koalisi lain karena kedua partai itu dicap sebagai oposisi," kata dia.
Meski demikian, Arifki berpandangan, adalah wajar bagi Demokrat yang memaksakan AHY menjadi cawapres Anies.
Mengingat survei AHY lebih baik dari kader PKS lainnya.
"Tapi harus diingat, modal tersebut belum cukup untuk mengantarkan paket duet Anies-AHY melewari ambang batas pencalonan presiden," jelasnya.