Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKB Daniel Johan mengenang peran penting Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam menghapus diskriminasi terhadap warga keturunan Tionghoa di Indonesia. Menurutnya, Gus Dur membawa kemajuan bagi Indonesia dengan melahirkan UU Antidiskriminasi.
"Kita bersyukur, sejak Gus Dur mencabut perpres diskriminasi, bahkan kita semakin maju ada UU Antidiskriminasi, tidak ada lagi negara yang mendiskriminasi waganya sendiri. Semua warga Indonesia sama di hadapan hukum dan UU," ujar Daniel dalam diskusi bertajuk 'Imlek dan Sejarah Kelam Diskriminasi Indonesia' di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (20/1/2023).
Baca Juga
Bagi Daniel yang juga keturunan Tionghoa, merayakan Imlek merupakan momentum simbolis dalam penghapusan diskriminasi di Indonesia.
Advertisement
"Jadi itu suatu kemajuan sehingga kalau merayakan Imlek, bukan hanya kita menyambut dnegan meriah saling mendoakan saling memberikan maaf memaafkan. Tetapi imlek juga momentum, simbolik, semangat bagi bangsa ini bukan hanya orang Tionghoa, bagi bangsa ini untuk menghapus segala bentuk diskriminasi, apapun. Kepada negara terhadap warga negaranya," ujar anggota Komisi IV DPR RI ini.
Â
Didapuk Jadi Bapak Tionghoa Indonesia
Daniel memiliki kebanggaan tersendiri terhadap sosok Gus Dur. Kiai karismatik itu didapuk menjadi Bapak Tionghoa Indonesia karena andilnya menghapus diskriminasi terhadap warga keturunan Tionghoa.
"Gus Dur itu seorang kiai, seorang pendiri NU, dari Pak Hasyim Asyari, Pak Wahid Hasyim, terus Gus Dur. Muslim, tetapi dengan sangat bangga dari hati kami yang paling dalam, Gus Dur diangkat oleh orang Tionghoa sebagai Bapak Tionghoa Indonesia. Bukan orang Tionghoa yang diangkat lho, tapi Kiai Abdurrahman Wahid yang diangkat sebagai Bapak Tionghoa Indonesia," ujar Daniel.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Merdeka.com
Advertisement