Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo mengecek ke pasar-pasar terlebih di Depok dan Jakarta untuk melihat kebutuhan pokok jelang Lebaran. Saat hadir, Pasar Tugu, Kecamatan Cimanggis, dia ingin memastikan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional.
"Saya hadir di Pasar Tugu Depok ini untuk mengecek terakhir di minggu-minggu terakhir harga bahan pokok seperti apa," kata dia, Kamis (13/4/2023).
Baca Juga
Dia pun menegaskan, saat meninjau ada harga bahan pokok yang cukup stabil, diantaranya bawang, telur hingga daging ayam. Namun, untuk beras memang masih tinggi.
Advertisement
"Saya lihat bagus semuanya, bawang merah bagus, telur turun, bawang putih stabil, ayam juga di angka Rp32 ribu yang belum turun memang beras," kata Jokowi.
Dia pun menegaskan, telah memerintahkan Bulog untuk melakukan gerakan cepat mengatasi harga beras yang belum terkendali. Jokowi memerintahkan untuk melakukan operasi pasar sehingga harga beras stabil.
"Tadi saya sudah perintahkan Bulog untuk segera ke pasar ini agar ada seperti operasi pasar," kata dia.
Sementara, saat meninjau di Pasar minggu Jakarta, Presiden Jokowi dikeluhkan soal stok MinyaKita. Menurutnya, bukan langka tapi memang stoknya dibatasi. Tujuannya, agar tidak ada pemborong yang menjualnya lebih mahal dari harga yang ditetapkan.
"Ini kan memang dibatasi agar tidak semua masyarakat beli dalam jumlah banyak. Karena itu adalah minyak yang memang kita pasok untuk masyarakat bawah yang membutuhkan," jelas Jokowi.
Dia memastikan, stok MinyaKita sangat banyak. Namun demikian, kebijaksanaan warga dalam membeli harus diawasi. Sebab presiden ingin MinyaKita dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang layak membutuhkan.
"MinyaKita kenapa kita taruh Rp 14 ribu dan tidak boleh dijual dalam jumlah besar karena emang kita harapkan itu yang membeli hanya masyarakat bawah. Stoknya sangat banyak, saya cek kemarin di semua pasar banyak," Jokowi menandasi.
Penjualan MinyaKita Disebut Sukses
Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengklaim penjualan produk minyak goreng MinyaKita terlalu sukses di pasaran. Padahal, produk MinyaKita sudah tidak tersedia lagi di pasar modern seperti supermarket atau market place.
"MinyaKita ini terlalu sukses. Orang mau membeli MinyaKita, sehingga (konsumen) yang premium pindah ke MinyaKita. Itu tentu nggak adil kan," ujar Mendag di JS Luwansa, Jakarta, Selasa 7 Maret 2023.
Pria yang akrab disapa Zulhas ini pun tak menampik produk minyak goreng subsidi tersebut kini semakin langka. Oleh karenanya, pemerintah menaikkan stok di pasaran 50 persen, dari 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton.
"Jatah sebelumnya kan 300 ribu ton. Oleh karena itu, saya take down MinyaKita di market place, masuk pasar lagi pasar rakyat. Dulu 300 ribu ton, sekarang jadi 450 ribu ton per bulan," sebut Mendag.
Advertisement